Pemkab Cilacap tanam 1.000 pohon hortikultura bersama siswa PAUD-TK
Kamis, 29 Februari 2024 8:38 WIB
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten CIlacap Susilan menanam bibit cabai bersama anak-anak PAUD dan TK di lahan Kampung Kreatif Karisma Pertamina (K3P), Desa Karangrena, Kecamatan Maos, Cilacap, Rabu (28/2/2024) siang. ANTARA/Sumarwoto
Cilacap (ANTARA) - Dinas Pertanian (Dinpertan) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, mengajak masyarakat setempat untuk terus meningkatkan areal lahan budi daya cabai khususnya cabai rawit guna memenuhi stok di wilayah itu.
"Terus terang saja, terkait dengan cabai terutama cabai rawit ini masih kekurangan yang cukup banyak, sekitar 150 hektare kebutuhannya," kata Kepala Dinpertan Kabupaten Cilacap Susilan di sela kegiatan penanaman 1.000 tanaman hortikultura yang melibatkan puluhan anak-anak PAUD dan TK di Kampung Kreatif Karisma Pertamina (K3P), Desa Karangrena, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap, Rabu.
Ia mengakui kurangnya lahan budi daya cabai rawit menjadi salah satu pemicu kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat tersebut di Cilacap.
Selain itu, kata dia, kondisi iklim juga turut memengaruhi gejolak kenaikan harga cabai di pasaran.
"Menanam cabai ya mestinya harus sesuai dengan iklim kita dan kontinuitas itu yang diharapkan, sehingga tidak menimbulkan inflasi yang lumayan. Saat ini harga cabai rawit masih Rp55.000 per kilogram, kalau cabai merah besar alhamdulillah Cilacap mencukupi, kalaupun surplus tidak terlalu banyak, masih sedikit," katanya.
Ke depan, kata dia, pihaknya akan terus memacu budi daya cabai terutama di wilayah barat Cilacap seperti Kecamatan Majenang, Wanareja, Dayeuhluhur, dan sekitarnya.
Sementara Kecamatan Maos dan Adipala yang berada di wilayah timur Cilacap, lanjut dia, perkembangan budi daya hortikultura sudah cukup bagus.
Terkait dengan kegiatan penanaman hortikultura khususnya cabai rawit yang melibatkan puluhan anak PAUD dan TK di lahan K3P, Susilan mengatakan pihaknya menyambut baik kegiatan yang diinisiasi oleh Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Cilacap itu.
Menurut dia, kegiatan tersebut merupakan ajang edukasi untuk masyarakat khususnya anak-anak yang merupakan generasi penerus bangsa karena cara-cara seperti itu, harapan ke depan masalah cabai tidak menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan.
"Itu karena sudah ada regenerasi yang kita kaderisasi dari anak-anak kita. Mudah-mudahan ini menjadi penerus yang baik dalam upaya-upaya kita ke depan untuk bisa menyediakan bahan pangan khususnya cabai," katanya.
"Terus terang saja, terkait dengan cabai terutama cabai rawit ini masih kekurangan yang cukup banyak, sekitar 150 hektare kebutuhannya," kata Kepala Dinpertan Kabupaten Cilacap Susilan di sela kegiatan penanaman 1.000 tanaman hortikultura yang melibatkan puluhan anak-anak PAUD dan TK di Kampung Kreatif Karisma Pertamina (K3P), Desa Karangrena, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap, Rabu.
Ia mengakui kurangnya lahan budi daya cabai rawit menjadi salah satu pemicu kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat tersebut di Cilacap.
Selain itu, kata dia, kondisi iklim juga turut memengaruhi gejolak kenaikan harga cabai di pasaran.
"Menanam cabai ya mestinya harus sesuai dengan iklim kita dan kontinuitas itu yang diharapkan, sehingga tidak menimbulkan inflasi yang lumayan. Saat ini harga cabai rawit masih Rp55.000 per kilogram, kalau cabai merah besar alhamdulillah Cilacap mencukupi, kalaupun surplus tidak terlalu banyak, masih sedikit," katanya.
Ke depan, kata dia, pihaknya akan terus memacu budi daya cabai terutama di wilayah barat Cilacap seperti Kecamatan Majenang, Wanareja, Dayeuhluhur, dan sekitarnya.
Sementara Kecamatan Maos dan Adipala yang berada di wilayah timur Cilacap, lanjut dia, perkembangan budi daya hortikultura sudah cukup bagus.
Terkait dengan kegiatan penanaman hortikultura khususnya cabai rawit yang melibatkan puluhan anak PAUD dan TK di lahan K3P, Susilan mengatakan pihaknya menyambut baik kegiatan yang diinisiasi oleh Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Cilacap itu.
Menurut dia, kegiatan tersebut merupakan ajang edukasi untuk masyarakat khususnya anak-anak yang merupakan generasi penerus bangsa karena cara-cara seperti itu, harapan ke depan masalah cabai tidak menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan.
"Itu karena sudah ada regenerasi yang kita kaderisasi dari anak-anak kita. Mudah-mudahan ini menjadi penerus yang baik dalam upaya-upaya kita ke depan untuk bisa menyediakan bahan pangan khususnya cabai," katanya.
Pewarta : Sumarwoto
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Unsoed-UHB bantu petani Desa Winduaji melalui budi daya jamur untuk atasi stunting dan kemiskinan
01 December 2024 14:58 WIB
Tim dosen Unsoed dampingi petani stroberi bikin pupuk-pestisida ramah lingkungan
12 October 2024 15:38 WIB
LPPM Unsoed gelar Seminar Nasional Pengembangan Sumber Daya Perdesaan Berkelanjutan 2024
28 September 2024 16:31 WIB