Dinkes Surakarta optimalkan PSN seiring tingginya kasus DBD
Rabu, 22 Mei 2024 8:48 WIB
Upaya mencegah meluasnya DBD di Solo Raya, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. ANTARA/Aris Wasita
Solo (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surakarta mengoptimalkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) menyusul tingginya angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) hingga saat ini.
Kepala Dinkes Kota Surakarta Retno Erawati Wulandari di Solo, Jawa Tengah, Selasa, mengatakan pemantauan jentik dilakukan secara berkala dengan melibatkan petugas puskesmas.
"Ini dilakukan oleh puskesmas dengan kader-kader juru pemantau jentik," katanya.
Ia mengatakan upaya pemberantasan sarang nyamuk harus dilakukan secara berkesinambungan dan serentak.
"Tidak bisa hanya satu saja karena nyamuk ini terbang, kalau di satu tempat rajin melakukan PSN, tetangganya tidak melakukan PSN ya sama saja. Itu tidak menyelesaikan masalah," katanya.
Menurut dia, upaya PSN lebih efektif untuk mencegah DBD dibandingkan dengan fogging atau pengasapan.
"Jadi sejak ada jentik atau telur itu sudah terbasmi, beda dengan fogging yang hanya membunuh nyamuk dewasa. Kalau jentiknya tidak dibasmi, ya menularkan DBD," katanya.
Sementara itu terkait dengan penambahan kasus DBD di Kota Solo, ia mengatakan untuk beberapa minggu terakhir mulai menunjukkan penurunan dibandingkan saat puncak.
"Minggu terakhir, penambahan ada tujuh kasus. Kalau saat puncaknya itu penambahannya bisa sampai sepuluh kasus. Itu terjadi pada minggu ke-17," katanya.
Secara keseluruhan dari awal tahun hingga saat ini akumulasi jumlah kasus DBD di Kota Solo sebanyak 103 kasus dengan angka kematian mencapai delapan kasus.
Baca juga: Pemkab Klaten masifkan upaya PSN kendalikan DBD
Kepala Dinkes Kota Surakarta Retno Erawati Wulandari di Solo, Jawa Tengah, Selasa, mengatakan pemantauan jentik dilakukan secara berkala dengan melibatkan petugas puskesmas.
"Ini dilakukan oleh puskesmas dengan kader-kader juru pemantau jentik," katanya.
Ia mengatakan upaya pemberantasan sarang nyamuk harus dilakukan secara berkesinambungan dan serentak.
"Tidak bisa hanya satu saja karena nyamuk ini terbang, kalau di satu tempat rajin melakukan PSN, tetangganya tidak melakukan PSN ya sama saja. Itu tidak menyelesaikan masalah," katanya.
Menurut dia, upaya PSN lebih efektif untuk mencegah DBD dibandingkan dengan fogging atau pengasapan.
"Jadi sejak ada jentik atau telur itu sudah terbasmi, beda dengan fogging yang hanya membunuh nyamuk dewasa. Kalau jentiknya tidak dibasmi, ya menularkan DBD," katanya.
Sementara itu terkait dengan penambahan kasus DBD di Kota Solo, ia mengatakan untuk beberapa minggu terakhir mulai menunjukkan penurunan dibandingkan saat puncak.
"Minggu terakhir, penambahan ada tujuh kasus. Kalau saat puncaknya itu penambahannya bisa sampai sepuluh kasus. Itu terjadi pada minggu ke-17," katanya.
Secara keseluruhan dari awal tahun hingga saat ini akumulasi jumlah kasus DBD di Kota Solo sebanyak 103 kasus dengan angka kematian mencapai delapan kasus.
Baca juga: Pemkab Klaten masifkan upaya PSN kendalikan DBD
Pewarta : Aris Wasita
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024