Semarang (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan luasan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah tersebut sepanjang tahun ini periode Januari-Juli 2024 mencapai 183 hektare.

Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara KLHK Haryo Pambudi, di Semarang, Senin, menyebutkan kebakaran paling luas di Kabupaten Tegal yang mencapai 45 ha.


Pada 2023, luasan hutan dan lahan terbakar di Jateng mencapai 9.966 ha, dan tertinggi adalah di Blora seluas 2.863 ha, Brebes Selasa 940 ha, dan Kabupaten Semarang seluas 690 ha.

Meski luasan kebakaran hutan tahun ini lebih sedikit dibanding tahun lalu, masyarakat tetap diimbau untuk waspada terhadap terjadinya kebakaran karena masih musim kemarau.

Sekretaris Daerah Jawa Tengah Sumarno meminta para pemangku kepentingan dan masyarakat meningkatkan kesiapsiagaan guna mencegah terjadinya karhutla.

"Kebakaran hutan dan lahan harus dicegah. Karena hutan mempunyai fungsi sangat strategis dan merupakan salah satu penyeimbang lingkungan," katanya, di sela rakor pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Rimba Graha Semarang.

Menurut dia, faktor alam bukan satu-satunya penyebab karhutla, namun faktor ulah manusia juga kerap jadi salah satu penyebabnya.


Oleh karena itu, ia mengingatkan bahwa aktivitas yang berpotensi menyebabkan kebakaran, seperti membuang puntung rokok di sekitar kawasan hutan harus dihindari.

Sumarno berharap kepedulian masyarakat dalam menjaga hutan agar tetap lestari terus ditingkatkan.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jateng Widi Hartanto menyampailan bahwa Jateng punya luasan hutan sebesar 1.292.535 ha, terdiri dari kawasan hutan dan hutan rakyat.

Upaya pencegahan, kata dia, penting dilakukan seluruh pihak agar tak terjadi kebakaran hutan.

"Peran dari masyarakat sangat luar biasa. Sehingga adanya rakor seperti ini, diharapkan ke depan tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan," katanya.