BEI: Potensi pasar modal bergantung pada kinerja perusahaan
Selasa, 22 Oktober 2024 17:02 WIB
Jajaran Bursa Efek Indonesia Jawa Tengah berfoto bersama dengan para wartawan yang bertugas di Pekalongan, Senin (21/10/2024). (ANTARA/HO-Humas BEI jateng)
Pekalongan (ANTARA) - Bursa Efek Indonesia Jawa Tengah menyatakan perkembangan potensi pasar modal di Indonesia akan bergantung pada bagaimana kinerja perusahaan yang bergabung di suatu bursa efek dan perkembangan kondisi ekonomi negara.
"(Apabila) saham naik perusahaan itu disebabkan karena kinerja perusahaan meningkat. Misalnya, laba suatu Bank Syariah Indonesia meningkat, sahamnya naik," kata Kepala Kantor Perwakilan BEI Jawa Tengah Fani Rifqi El Fuad di Pekalongan, Selasa.
Selain itu, kata dia, meningkatnya kinerja perusahaan yang ada di bursa ini juga dipengaruhi dengan kondisi ekonomi negara yang kondusif.
"Apabila kondisi ekonomi negara kondusif maka akan memberikan dampak positif kinerja perusahaan-perusahaan di pasar modal sahamnya terus naik maka akan menaikkan pula saham-saham yang ada di bursa," katanya.
Menurut dia, potensi pasar modal di Jawa Tengah, saham yang dijual oleh perusahaan ada 10 perusahaan pada 2013 seperti Sido Muncul, 2018 Dafam Hotel, PT Phapros, 2019 ada PT Golden Flowers Tekstil di Ungaran, pada 2020 ada perusahaan perikanan di Demak, 2022 ada perusahaan perdagangan di Semarang, dan Charlie Hospital salah satu rumah sakit di Kendal.
"Secara garis besar perkembangan pasar modal di Pekalongan ada penambahan indikator jumlah investor yaitu masyarakat yang menjual investasi dengan membeli saham, membeli reksadana, dan obligasi di pasar modal," katanya.
Ia mengatakan pada 2020, jumlah investor di Pekalongan ada 690, memasuki 2021 ada 15.500, 2022 ada 20.500, 2023 ada 24.200 investor, dan pada per September 2024 sebanyak 26.263 investor.
"Ini artinya ada kenaikan jumlah investor 8 persen hingga 11 persen di Pekalongan. Faktornya dipengaruhi dengan masifnya edukasi melalui galeri investasi yang bekerjasama dengan bursa efek dan perguruan tinggi yang memberikan mata kuliah pasar modal," katanya.
Fani Rifqi mengatakan perlu adanya mekanisme pelindungan investor di pasar modal Indonesia dan perkembangan pasar modal syariah di Indonesia.
"Oleh karena itu, kami berharap wartawan dapat membuat pemberitaan yang positif tentang investasi di pasar modal. Hal ini dapat menjadi upaya agar masyarakat tidak lagi berinvestasi pada tempat yang belum jelas dari sisi legalitas maupun regulasinya," katanya.
Baca juga: Jumlah investor pasar modal di Solo Raya tumbuh positif
"(Apabila) saham naik perusahaan itu disebabkan karena kinerja perusahaan meningkat. Misalnya, laba suatu Bank Syariah Indonesia meningkat, sahamnya naik," kata Kepala Kantor Perwakilan BEI Jawa Tengah Fani Rifqi El Fuad di Pekalongan, Selasa.
Selain itu, kata dia, meningkatnya kinerja perusahaan yang ada di bursa ini juga dipengaruhi dengan kondisi ekonomi negara yang kondusif.
"Apabila kondisi ekonomi negara kondusif maka akan memberikan dampak positif kinerja perusahaan-perusahaan di pasar modal sahamnya terus naik maka akan menaikkan pula saham-saham yang ada di bursa," katanya.
Menurut dia, potensi pasar modal di Jawa Tengah, saham yang dijual oleh perusahaan ada 10 perusahaan pada 2013 seperti Sido Muncul, 2018 Dafam Hotel, PT Phapros, 2019 ada PT Golden Flowers Tekstil di Ungaran, pada 2020 ada perusahaan perikanan di Demak, 2022 ada perusahaan perdagangan di Semarang, dan Charlie Hospital salah satu rumah sakit di Kendal.
"Secara garis besar perkembangan pasar modal di Pekalongan ada penambahan indikator jumlah investor yaitu masyarakat yang menjual investasi dengan membeli saham, membeli reksadana, dan obligasi di pasar modal," katanya.
Ia mengatakan pada 2020, jumlah investor di Pekalongan ada 690, memasuki 2021 ada 15.500, 2022 ada 20.500, 2023 ada 24.200 investor, dan pada per September 2024 sebanyak 26.263 investor.
"Ini artinya ada kenaikan jumlah investor 8 persen hingga 11 persen di Pekalongan. Faktornya dipengaruhi dengan masifnya edukasi melalui galeri investasi yang bekerjasama dengan bursa efek dan perguruan tinggi yang memberikan mata kuliah pasar modal," katanya.
Fani Rifqi mengatakan perlu adanya mekanisme pelindungan investor di pasar modal Indonesia dan perkembangan pasar modal syariah di Indonesia.
"Oleh karena itu, kami berharap wartawan dapat membuat pemberitaan yang positif tentang investasi di pasar modal. Hal ini dapat menjadi upaya agar masyarakat tidak lagi berinvestasi pada tempat yang belum jelas dari sisi legalitas maupun regulasinya," katanya.
Baca juga: Jumlah investor pasar modal di Solo Raya tumbuh positif
Pewarta : Kutnadi
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Bisnis
Lihat Juga
SuperApp BYOND by BSI Resmi Diluncurkan! Hadirkan Layanan Komprehensif yang Semakin Nyaman & Aman Diakses
11 November 2024 20:03 WIB