Wali Kota Semarang raih penghargaan Bappenas kelola sisa pangan
Rabu, 23 Oktober 2024 19:15 WIB
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang Endang Sarwiningsih, mewakili Wali Kota Semarang saat menerima penghargaan dari Bappenas, di Jakarta, Rabu (23/10/2024). ANTARA/HO-Pemkot Semarang
Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu meraih penghargaan nasional bergengsi atas dedikasinya dalam mendukung ketahanan pangan dan pengelolaan sisa pangan secara berkelanjutan.
Penghargaan tersebut diberikan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang diberikan kepada Wali Kota Semarang, diwakili oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan Endang Sarwiningsih, di Jakarta, Selasa (22/10).
"Pemerintah Kota Semarang punya banyak program dan gerakan sayang pangan. Ada Gerakan Sayang Pangan Kota Semarang (Garangasem) yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2023," kata Ita, sapaan akrab Hevearita, di Semarang, Rabu.
Ita yang memimpin Kota Semarang dinilai memiliki komitmen dalam pengelolaan susut dan sisa pangan, seperti dari restoran maupun usaha katering.
Ia mengatakan bahwa Garangasem merupakan gerakan seluruh elemen masyarakat untuk mencegah terjadinya sampah pangan (food waste dan food loss).
Implementasi program tersebut dilakukan dalam tiga langkah nyata, yaitu Habiskan Isi Piringmu, Stop Buang Pangan, dan Yuk Berbagi Pangan, baik pangan segar maupun pangan olahan.
Target sasaran pengelolaan pangan lewat Garangasem, mencakup rumah tangga, hotel, kantor, sekolah, kampus, rumah makan, katering, hingga pasar tradisional atau modern.
"Program ini bermanfaat untuk mengurangi adanya sisa sampah pangan. Selain itu, diharapkan dapat mencegah krisis pangan dan mengurangi efek gas rumah kaca," katanya.
Ia mengatakan pengembangan program Garangasem, yakni dengan pelatihan mengolah pangan berlebih bagi generasi muda dan para perempuan di Ibu Kota Jawa Tengah.
Selain itu, kata dia, Pemkot Semarang bersama Yayasan Svarnaloka membentuk relawan dengan nama Ibu Penggerak Sayang Pangan.
"Kami juga memperluas jaringan donatur dan penerima pangan berlebih, yaitu donatur katering dan toko roti. Nantinya makanan berlebih dari donatur yang masih layak makan akan didistribusikan untuk anak-anak stunting dan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK)," katanya.
Ia menegaskan bahwa pengelolaan susut dan sisa pangan merupakan bagian penting dari upaya peningkatan ketahanan pangan di Semarang.
"Kami sangat berterima kasih atas apresiasi yang diberikan oleh Bappenas RI. Penghargaan ini adalah bukti kerja keras dan kolaborasi semua pihak di Kota Semarang dalam menjaga ketahanan pangan dan mengurangi limbah makanan," katanya.
Dalam mengatasi tantangan pengelolaan sisa pangan, Pemkot Semarang tidak hanya berkontribusi terhadap ketahanan pangan daerah, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan.
"Kami akan terus berkomitmen dalam menjalankan program-program berkelanjutan yang mendukung kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan," kata Ita.
Baca juga: Polrestabes Semarang ungkap aliran dana judi daring ke gangster
Penghargaan tersebut diberikan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang diberikan kepada Wali Kota Semarang, diwakili oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan Endang Sarwiningsih, di Jakarta, Selasa (22/10).
"Pemerintah Kota Semarang punya banyak program dan gerakan sayang pangan. Ada Gerakan Sayang Pangan Kota Semarang (Garangasem) yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2023," kata Ita, sapaan akrab Hevearita, di Semarang, Rabu.
Ita yang memimpin Kota Semarang dinilai memiliki komitmen dalam pengelolaan susut dan sisa pangan, seperti dari restoran maupun usaha katering.
Ia mengatakan bahwa Garangasem merupakan gerakan seluruh elemen masyarakat untuk mencegah terjadinya sampah pangan (food waste dan food loss).
Implementasi program tersebut dilakukan dalam tiga langkah nyata, yaitu Habiskan Isi Piringmu, Stop Buang Pangan, dan Yuk Berbagi Pangan, baik pangan segar maupun pangan olahan.
Target sasaran pengelolaan pangan lewat Garangasem, mencakup rumah tangga, hotel, kantor, sekolah, kampus, rumah makan, katering, hingga pasar tradisional atau modern.
"Program ini bermanfaat untuk mengurangi adanya sisa sampah pangan. Selain itu, diharapkan dapat mencegah krisis pangan dan mengurangi efek gas rumah kaca," katanya.
Ia mengatakan pengembangan program Garangasem, yakni dengan pelatihan mengolah pangan berlebih bagi generasi muda dan para perempuan di Ibu Kota Jawa Tengah.
Selain itu, kata dia, Pemkot Semarang bersama Yayasan Svarnaloka membentuk relawan dengan nama Ibu Penggerak Sayang Pangan.
"Kami juga memperluas jaringan donatur dan penerima pangan berlebih, yaitu donatur katering dan toko roti. Nantinya makanan berlebih dari donatur yang masih layak makan akan didistribusikan untuk anak-anak stunting dan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK)," katanya.
Ia menegaskan bahwa pengelolaan susut dan sisa pangan merupakan bagian penting dari upaya peningkatan ketahanan pangan di Semarang.
"Kami sangat berterima kasih atas apresiasi yang diberikan oleh Bappenas RI. Penghargaan ini adalah bukti kerja keras dan kolaborasi semua pihak di Kota Semarang dalam menjaga ketahanan pangan dan mengurangi limbah makanan," katanya.
Dalam mengatasi tantangan pengelolaan sisa pangan, Pemkot Semarang tidak hanya berkontribusi terhadap ketahanan pangan daerah, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan.
"Kami akan terus berkomitmen dalam menjalankan program-program berkelanjutan yang mendukung kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan," kata Ita.
Baca juga: Polrestabes Semarang ungkap aliran dana judi daring ke gangster
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Heru Suyitno
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Gelar Pengawasan Daerah Provinsi Jateng, KPK- Sekda Tekankan Integritas ASN
08 November 2024 13:43 WIB