Pasukan Bawah Tanah komitmen kawal Jokowi meski tak lagi menjabat
Senin, 28 Oktober 2024 5:43 WIB
Ketua Umum Pabasta David Febrian di Solo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. ANTARA/Aris Wasita
Solo (ANTARA) - Relawan Pasukan Bawah Tanah Jokowi (Pabasta) berkomitmen tetap mengawal Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) meski tidak lagi menjabat.
Ketua Umum Pabasta David Febrian di Solo, Jawa Tengah, Selasa mengatakan para relawan tidak akan tinggal diam dengan bentuk ujaran kebencian yang ditujukan kepada Joko Widodo.
Ia mengatakan termasuk juga ancaman pembunuhan terhadap Jokowi yang terjadi beberapa waktu lalu. Terkait dengan ancaman pembunuhan tersebut, pihaknya akan melaporkannya kepada kepolisian.
"Mau ingetin aja, buat yang kemarin ngancam mau bunuh Pak Jokowi terus berkata buruk ke keluarga beliau ada masanya. Pak Jokowi sekarang sudah jadi masyarakat biasa. Jadi jangan bilang nanti masa-masa ini masih ada kriminalisasi, masih ada permainan di belakang gitu," katanya.
Ia mengatakan laporan tersebut dilakukan untuk memberikan efek jera kepada pihak-pihak yang sudah membuat ujaran kebencian dan melakukan pengancaman.
"Ini kami sudah ambil data-datanya, buktinya. Yang kami kejar bukan hanya yang mengancam tapi juga yang menyediakan tempat dan fasilitas," katanya.
Ancaman tersebut dilihatnya melalui YouTube sekitar tiga hari jelang Jokowi purnatugas.
"Itu tiga hari sebelum bapak purna tugas. Saya tidak sengaja nonton acaranya Refli Harun kalau nggak salah, 'bunuh jokowi'. Kok begini, padahal saat itu pak Jokowi juga masih aktif sebagai kepala negara," katanya.
Sementara itu, terkait dengan berbagai ujaran kebencian terhadap Jokowi dan keluarganya, ia meminta masyarakat lebih pintar dalam menyaring informasi agar tidak mudah terprovokasi.
Ketua Umum Pabasta David Febrian di Solo, Jawa Tengah, Selasa mengatakan para relawan tidak akan tinggal diam dengan bentuk ujaran kebencian yang ditujukan kepada Joko Widodo.
Ia mengatakan termasuk juga ancaman pembunuhan terhadap Jokowi yang terjadi beberapa waktu lalu. Terkait dengan ancaman pembunuhan tersebut, pihaknya akan melaporkannya kepada kepolisian.
"Mau ingetin aja, buat yang kemarin ngancam mau bunuh Pak Jokowi terus berkata buruk ke keluarga beliau ada masanya. Pak Jokowi sekarang sudah jadi masyarakat biasa. Jadi jangan bilang nanti masa-masa ini masih ada kriminalisasi, masih ada permainan di belakang gitu," katanya.
Ia mengatakan laporan tersebut dilakukan untuk memberikan efek jera kepada pihak-pihak yang sudah membuat ujaran kebencian dan melakukan pengancaman.
"Ini kami sudah ambil data-datanya, buktinya. Yang kami kejar bukan hanya yang mengancam tapi juga yang menyediakan tempat dan fasilitas," katanya.
Ancaman tersebut dilihatnya melalui YouTube sekitar tiga hari jelang Jokowi purnatugas.
"Itu tiga hari sebelum bapak purna tugas. Saya tidak sengaja nonton acaranya Refli Harun kalau nggak salah, 'bunuh jokowi'. Kok begini, padahal saat itu pak Jokowi juga masih aktif sebagai kepala negara," katanya.
Sementara itu, terkait dengan berbagai ujaran kebencian terhadap Jokowi dan keluarganya, ia meminta masyarakat lebih pintar dalam menyaring informasi agar tidak mudah terprovokasi.
Pewarta : Aris Wasita
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
"Relpi Tour de Panti dan Pantai" inisiatif kreatif Relawan Kilang Pertamina Cilacap dalam berbagi
20 September 2024 16:17 WIB
Sukarelawan Banteng Balik Kandang targetkan 700 ribu suara untuk Agustin-Iswar
09 September 2024 11:06 WIB