Dinporabudpar Banyumas: Pengelola objek wisata harus lakukan mitigasi
Kamis, 31 Oktober 2024 14:15 WIB
Rambu peringatan bahaya di objek wisata Hutan Pinus Limpakuwus, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. ANTARA/Sumarwoto
Purwokerto (ANTARA) - Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengingatkan seluruh pengelola objek wisata di wilayah itu khususnya destinasi wisata alam untuk melakukan mitigasi sebagai antisipasi kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi pada musim hujan.
"Kami selalu mengingatkan pengelola objek atau daya tarik wisata untuk memantau informasi cuaca dari BMKG," kata Kepala Bidang Pariwisata Dinporabudpar Kabupaten Banyumas Wardoyo di Purwokerto, Banyumas, Kamis.
Selain itu, kata dia, pengelola diminta untuk mengecek peralatan dan personel yang berkaitan dengan mitigasi bencana seperti rambu petunjuk dan sebagainya.
Menurut dia, peralatan-peralatan tersebut harus dipastikan dalam kondisi layak atau dapat berfungsi dengan baik.
"Kami juga meminta pengelola untuk selalu mengingatkan kepada pengunjung melalui pengeras suara di masing-masing objek agar menjauhi lokasi-lokasi berisiko manakala cuaca mendung atau hujan," katanya.
Ia mengatakan semua itu merupakan bagian dari standar operasional prosedur (SOP) di masing-masing destinasi wisata alam guna mengurangi risiko ketika terjadi bencana hidrometeorologi.
Kendati demikian, dia mengakui jika beberapa destinasi wisata alam yang rambu-rambu peringatan dan alat pengamanannya masih kurang terutama di destinasi yang areanya cukup luas.
"Contoh destinasi yang berkaitan dengan curug dan sebagainya, masih ada yang belum memasang pegangan tangan pada tangga yang menuju lokasi," katanya.
Terkait dengan hal itu, Wardoyo mengatakan pihaknya telah menambah pegangan tangan pada tangga di area Taman Botani yang merupakan destinasi wisata milik Pemerintah Kabupaten Banyumas.
Dalam kesempatan terpisah, Manajer Klaster Banyumas PT Palawi Risorsis Sugito mengatakan pihaknya selalu menerapkan SOP pelayanan pengunjung di berbagai objek wisata alam yang dikelola anak perusahaan Perum Perhutani itu, baik saat musim kemarau maupun musim hujan.
"Untuk menghadapi musim hujan, SOP yang pasti sudah ada terutama yang berkaitan dengan mitigasi bencananya. Kemudian prosedur ketika terjadi bencana, misalnya banjir," katanya.
Ia mencontohkan upaya antisipasi banjir di destinasi wisata Telaga Sunyi, Baturraden, Kabupaten Banyumas, selalu dilakukan oleh personel di lapangan dengan berbekal kearifan lokal.
Dalam hal ini, kata dia, ketika akan terjadi banjir di Telaga Sunyi biasanya ditunjukkan dengan kondisi air yang tiba-tiba keruh, sehingga personel di lapangan segera mengevakuasi pengunjung ke lokasi yang aman.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga mengajukan permohonan penebangan pohon kepada Perum Perhutani jika ada pepohonan yang mati dan membahayakan pengunjung.
Menurut dia, SOP pelayanan pengunjung saat musim hujan tersebut tidak hanya diterapkan di seluruh destinasi yang dikelola Palawi, juga terhadap destinasi yang pengelolaannya melalui pola kemitraan.
"Bahkan, untuk destinasi yang SOP-nya belum lengkap, khususnya destinasi yang pola kemitraannya berbasis masyarakat, kami akan bantu untuk melengkapinya. Namun yang pola kemitraannya murni bisnis, kami minta untuk melengkapi SOP itu secara mandiri," kata Sugito.
Baca juga: Disbudpar Kudus bertekad jadikan rempah sebagai daya tarik wisata
"Kami selalu mengingatkan pengelola objek atau daya tarik wisata untuk memantau informasi cuaca dari BMKG," kata Kepala Bidang Pariwisata Dinporabudpar Kabupaten Banyumas Wardoyo di Purwokerto, Banyumas, Kamis.
Selain itu, kata dia, pengelola diminta untuk mengecek peralatan dan personel yang berkaitan dengan mitigasi bencana seperti rambu petunjuk dan sebagainya.
Menurut dia, peralatan-peralatan tersebut harus dipastikan dalam kondisi layak atau dapat berfungsi dengan baik.
"Kami juga meminta pengelola untuk selalu mengingatkan kepada pengunjung melalui pengeras suara di masing-masing objek agar menjauhi lokasi-lokasi berisiko manakala cuaca mendung atau hujan," katanya.
Ia mengatakan semua itu merupakan bagian dari standar operasional prosedur (SOP) di masing-masing destinasi wisata alam guna mengurangi risiko ketika terjadi bencana hidrometeorologi.
Kendati demikian, dia mengakui jika beberapa destinasi wisata alam yang rambu-rambu peringatan dan alat pengamanannya masih kurang terutama di destinasi yang areanya cukup luas.
"Contoh destinasi yang berkaitan dengan curug dan sebagainya, masih ada yang belum memasang pegangan tangan pada tangga yang menuju lokasi," katanya.
Terkait dengan hal itu, Wardoyo mengatakan pihaknya telah menambah pegangan tangan pada tangga di area Taman Botani yang merupakan destinasi wisata milik Pemerintah Kabupaten Banyumas.
Dalam kesempatan terpisah, Manajer Klaster Banyumas PT Palawi Risorsis Sugito mengatakan pihaknya selalu menerapkan SOP pelayanan pengunjung di berbagai objek wisata alam yang dikelola anak perusahaan Perum Perhutani itu, baik saat musim kemarau maupun musim hujan.
"Untuk menghadapi musim hujan, SOP yang pasti sudah ada terutama yang berkaitan dengan mitigasi bencananya. Kemudian prosedur ketika terjadi bencana, misalnya banjir," katanya.
Ia mencontohkan upaya antisipasi banjir di destinasi wisata Telaga Sunyi, Baturraden, Kabupaten Banyumas, selalu dilakukan oleh personel di lapangan dengan berbekal kearifan lokal.
Dalam hal ini, kata dia, ketika akan terjadi banjir di Telaga Sunyi biasanya ditunjukkan dengan kondisi air yang tiba-tiba keruh, sehingga personel di lapangan segera mengevakuasi pengunjung ke lokasi yang aman.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga mengajukan permohonan penebangan pohon kepada Perum Perhutani jika ada pepohonan yang mati dan membahayakan pengunjung.
Menurut dia, SOP pelayanan pengunjung saat musim hujan tersebut tidak hanya diterapkan di seluruh destinasi yang dikelola Palawi, juga terhadap destinasi yang pengelolaannya melalui pola kemitraan.
"Bahkan, untuk destinasi yang SOP-nya belum lengkap, khususnya destinasi yang pola kemitraannya berbasis masyarakat, kami akan bantu untuk melengkapinya. Namun yang pola kemitraannya murni bisnis, kami minta untuk melengkapi SOP itu secara mandiri," kata Sugito.
Baca juga: Disbudpar Kudus bertekad jadikan rempah sebagai daya tarik wisata
Pewarta : Sumarwoto
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Pemkab Batang kenalkan objek wisata dan produk UMKM ke PKK Kabupaten Grobogan
04 December 2024 20:19 WIB