Semarang (ANTARA) - Olahraga tradisional, atau yang lebih dikenal sebagai permainan tradisional, adalah warisan budaya bangsa yang lahir dan berkembang di masyarakat.

Setiap daerah di Indonesia memiliki permainan tradisional khas, namun hampir semuanya mengandalkan kekuatan fisik sebagai elemen utamanya.

Permainan-permainan ini telah lama menjadi bagian dari keseharian masyarakat, terutama pada era sebelum tahun 80-an, ketika anak-anak sering memainkannya di sore hari.

Di Indonesia, terdapat berbagai macam olahraga tradisional, seperti lomba lari karung, lomba bakiak, egrang, gobak sodor, panjat pinang, lari kelereng, tarik tambang, patok lele, dan gebuk bantal.

Selain sebagai olahraga fisik, permainan ini juga memberikan hiburan dan rekreasi bagi penonton maupun pelakunya. Misalnya, gobak sodor yang biasanya dimainkan di lapangan badminton atau panjat pinang yang menggunakan batang pohon pinang yang dilumuri pelumas.

Permainan-permainan tradisional ini masih sering dimainkan pada perayaan hari-hari khusus, seperti HUT Kemerdekaan RI, peringatan hari jadi suatu daerah, atau peringatan hari jadi institusi.

Saat perayaan HUT Kemerdekaan RI, perlombaan seperti panjat pinang, lari kelereng, balap karung, dan gebuk bantal sering diadakan, mulai dari tingkat rukun tetangga hingga institusi besar.

Perhatian Pemerintah

Pemerintah turut berperan aktif dalam menjaga kelestarian olahraga tradisional. Pada tahun 2000, Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) dibentuk, dengan Hayono Isman sebagai ketua pertama. KORMI tidak hanya ada di tingkat pusat, tetapi juga terbentuk di tingkat provinsi, seperti Jawa Tengah yang dipimpin oleh Rr. Maria Tri Mangesti.

KORMI mengadakan Festival Olahraga Rekreasi Nasional (Fornas) setiap dua tahun, dengan Fornas VI diselenggarakan di Sumatera Selatan pada tahun 2022.

Selain itu, pada Juli 2024, Festival Olahraga Tradisional Nasional (Fotradnas) XIII digelar di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

Acara ini dihadiri oleh Deputi 3 Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora, Rudy Sufahriadi, yang menyatakan bahwa olahraga tradisional bukan hanya untuk kebugaran, tetapi juga mempererat hubungan masyarakat dan membangun perdamaian.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo, menekankan pentingnya kolaborasi antar-pemangku kepentingan dalam memajukan olahraga tradisional di Indonesia. Menurutnya, kolaborasi ini menjadi momentum untuk melestarikan dan memajukan olahraga tradisional di masa depan.

Upaya Pelestarian oleh Institusi dan Pemerintah Daerah

Berbagai instansi, seperti Kepolisian Resor Batang, Jawa Tengah, turut mengadakan perlombaan olahraga tradisional, seperti balap karung dan tarik tambang, sebagai upaya menjaga eksistensi olahraga tradisional.

Kegiatan ini mendapat dukungan dari KORMI Kabupaten Batang, yang berencana menyasar desa-desa untuk menggencarkan olahraga tradisional, termasuk jemparingan atau panahan khas Mataraman.

Di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, perayaan HUT ke-108 daerah ini turut menggelar perlombaan tradisional yang melibatkan pegawai ASN dan non-ASN, seperti tarik tambang dan lari karung estafet.

Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, menegaskan pentingnya pelestarian olahraga tradisional sebagai kekayaan intelektual yang perlu diwariskan.

Di Kalimantan Utara, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) menggelar kompetisi olahraga tradisional untuk anak sekolah setiap tahun.

Menurut Sudarsono, Sekretaris Disdikbud Kaltara, kompetisi ini bertujuan mengenalkan budaya tradisional kepada generasi muda di tengah maraknya kegiatan daring yang menggerus kearifan lokal.

Selain daerah-daerah tersebut, upaya melestarikan olahraga tradisional juga dilakukan di berbagai wilayah lainnya, seperti Bekasi, Maluku, Tapin, Banjarmasin, dan Belitung.

Berbagai upaya kolaboratif antara pemerintah, KORMI, institusi pendidikan, dan komunitas masyarakat semakin menguatkan harapan agar olahraga tradisional tetap hidup dan tidak punah di tengah perkembangan zaman yang semakin modern.

Dukungan lain untuk olahraga tradisional Indonesia

Agar olahraga tradisional Indonesia tetap dapat dinikmati oleh generasi penerus bangsa, kiranya pemerintah maupun masyarakat luas perlu memberi perhatian pada sejumlah hal antara lain peran kurikulum sekolah, dukungan komunitas, promosi via platform digital, gelaran festival berskala internasional, pengembangan infrastruktur khusus untuk olah raga tradisional, penyediaan pelatihan dan dukungan finansial.

Memasukkan olahraga tradisional dalam kurikulum sekolah atau program ekstrakurikuler dapat menjadi cara efektif untuk mengenalkan dan melestarikan permainan ini kepada generasi muda.

Hal itu juga dapat membangkitkan rasa bangga terhadap budaya lokal sejak usia dini.

Selain itu dukungan komunitas  dan pembentukan klub olahraga tradisional yang menyebar pada tingkat kota dan desa agar semakin memperkuat pelestarian olahraga tradisional tersebut.

Keberadaan klub ini bisa menjadi wadah bagi anak muda yang tertarik untuk mempelajari dan bermain secara rutin.

Hal lain yang juga penting dilakukan pada masa kini adalah menggiatkan promosi olahraga tradisional melalui media sosial atau platform digital. Mengingat generasi muda sekarang lebih terhubung dengan media sosial, promosi olahraga tradisional di platform digital bisa menarik perhatian mereka.

Konten yang menarik di YouTube, Instagram, atau TikTok bisa mengenalkan permainan ini dengan cara yang lebih sesuai dengan tren saat ini.

Penyelenggaraan festival budaya berskala internasional, selain acara nasional seperti Fornas, akan semakin melibatkan olahraga tradisional dan mengenalkannya ke audiens global.

Hal ini juga dapat membantu mendapatkan dukungan dan apresiasi internasional untuk olahraga tradisional Indonesia.

Yang tak kalah penting lagi adalah pengembangan infrastruktur khusus untuk olahraga tradisional mengingat sejumlah permainan membutuhkan tempat khusus (misalnya, lapangan untuk gobak sodor atau arena untuk panjat pinang).

Pemerintah daerah dapat mempertimbangkan pengembangan fasilitas atau ruang publik khusus untuk olahraga tradisional agar masyarakat memiliki tempat yang aman dan memadai untuk bermain.

Untuk memastikan agar olahraga tradisional juga berbasis pada suatu kualitas tertentu, memberikan pelatihan kepada pelatih atau instruktur untuk menjadi ahli dalam permainan tradisional dapat memastikan teknik yang tepat dan meningkatkan pengalaman bermain. Sertifikasi juga bisa menambah profesionalisme dalam olahraga tradisional ini.

Terakhir, yang juga memainkan peranan sangat dominan adalah dukungan finansial dan penyandang dana (sponsorship). Dukungan dari perusahaan dan sponsor bisa membantu menghidupkan kembali permainan tradisional melalui pembiayaan acara, pelatihan, dan promosi. Dengan demikian, keberlanjutan program olahraga tradisional bisa lebih terjamin.