Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, berhasil menurunkan angka kasus tengkes (stunting) menjadi 3,77 persen pada tahun 2024 setelah tahun sebelumnya angkanya mencapai 15,7 persen.

"Data tengkes tersebut merupakan data dari hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI) yang nantinya masih akan diolah lagi karena belum dirilis secara nasional. Akan tetapi dari hasil pengukuran yang ada turun menjadi 3,77 persen. Mudah-mudahan ketika diolah lagi hasilnya tidak jauh bereda dengan data tersebut," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Andini Aridewi di Kudus, Rabu.

Ia mengungkapkan sampling yang dilakukan sebelumnya menyasar 780 anak, sehingga setiap satu rute ada 10 bayi dan balita yang menjadi sasaran sampling dari tim SSGI.

Upaya Pemkab Kudus menurunkan kasus tengkes, kata dia, memang mendapatkan dukungan dari banyak pihak, termasuk perusahaan swasta di Kabupaten Kudus.

 

 

Di antaranya, ada gerakan organisasi profesi sebagai orang tua asuh tengkes, gerakan ASN atasi tengkes, kolaborasi RSUP Kariadi untuk pendampingan anak tengkes di Kudus, serta peran kader kesehatan dalam memberikan pendampingan terhadap keluarga tengkes.

"Kolaborasi lintas sektoral inilah yang membawa hasil bisa menurunkan angka tengkes di Kabupaten Kudus," ujarnya.

Menurut dia, tengkes bisa dilakukan pengendalian dan pencegahan bila mendapat dukungan semua pihak.

"Kita semua harus punya komitmen wajib bisa menangani dan wajib bisa mencegah. Sehingga harus ada intervensi spesifik khusus sasaran dan intervensi sensitif dengan dukungan swasta," ujarnya.*