Demak (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Demak, Jawa Tengah, mengajak masyarakat untuk menjadi agen perubahan dalam menjaga kebersihan lingkungan, menyusul masih tingginya sampah plastik di kawasan pesisir.
"Kabupaten Demak memiliki garis pantai sepanjang 34,1 kilometer, dari Kecamatan Sayung hingga Wedung. Keberadaan mangrove tidak hanya berfungsi sebagai penahan abrasi, tetapi juga sebagai habitat satwa dan penyerap emisi karbon. Sayangnya, sampah plastik masih menjadi ancaman serius bagi kelestariannya," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Demak Akhmad Sugiharto saat peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025 di Dusun Tambak Tengah, Desa Tambak Bulusan, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak, Kamis.
Untuk itu, dia mengajak masyarakat untuk ikut peduli terhadap lingkungan karena selama ini kesadaran masyarakat terkait sampah masih belum sesuai harapan.
Melalui kegiatan bersih-bersih dan tanam bibit tanaman mangrove dalam rangka HPSN ini, dia berharap, bisa menggugah kesadaran kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan dan mau menjaga lingkungan sekitar tetap lestari.
Tujuan utama dari kegiatan HPSN, yakni meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan serta melestarikan ekosistem pesisir yang rentan terhadap ancaman sampah plastik.
Hadir dalam acara tersebut, Direktur Perlindungan Ekosistem Perairan Darat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Zamzami, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah Widi Hartanto, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Demak, serta perwakilan guru dan pelajar dari tingkat SD hingga SMK, dan aktivis lingkungan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah Widi Hartanto menambahkan bahwa keprihatinannya terhadap produksi sampah di Jateng yang masih cukup tinggi.
"Data terakhir menunjukkan bahwa Jateng menghasilkan 6,3 juta ton sampah per tahun. Padahal, 70 persen di antaranya adalah sampah organik yang seharusnya bisa diolah menjadi kompos di tingkat rumah tangga," ujarnya.
Inisiatif bank sampah, kata dia, perlu diapresiasi dan dioptimalkan sebagai solusi untuk mengurangi beban lingkungan.
Sementara itu, Direktur Perlindungan Ekosistem Perairan Darat KLHK Zamzami menekankan dampak negatif sampah plastik terhadap ekosistem mangrove dan memperburuk perubahan iklim.
"Penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam pengelolaan sampah harus digalakkan. Kolaborasi antara seluruh pemangku kepentingan sangat penting untuk meminimalisir kerusakan lingkungan," ujarnya.