Unlam Diminta Terlibat dalam Pembangunan Demokrasi Ekonomi
Kamis, 29 November 2012 19:09 WIB
Anggota MPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Eva K. Sundari (tiga kanan), berfoto bersama Rektor Universitas Lambung Mangkurat (Unlam), Prof.Dr.Ir. H. Muhammad Ruslan, M.S. dan sejumlah pembantu rektor usai diskusi ilmiah 4 Pilar Kebangsaan Indonesia d
Dengan demikian, pendidikan akan dapat berfungsi sebagai sarana membangun karakter para siswa dan pengajarnya, yaitu membangun kecintaan pada bangsa dan negara, kata Eva Kusuma Sundari mewakili pimpinan MPR saat membuka diskusi ilmiah 4 Pilar Kebangsaan Indonesia bertema "Tinjauan Implementasi Tap MPR Nomor 1/MPR/2003 Pascapemberlakuan UU No. 12/2011" kerja sama MPR dan Unlam di Banjarmasin, Kamis.
Eva selaku anggota Tim Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan MPR RI mengemukakan hal itu di hadapan Rektor Universitas Lambung Mangkurat (Unlam), Prof.Dr.Ir. H. Muhammad Ruslan, M.S. dan 150-an peserta yang meliputi mahasiswa S-1 dan pascasarjana serta para dosen dan masyarakat kampus di kota itu, termasuk para guru SMA.
Menanggapi pertanyaan dari seorang mahasiswa perihal mekanisme penalti bagi tindakan-tindakan pelanggaran ideologi Pancasila, misalnya, DPR yang banyak memperoduksi UU yang tidak sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 sehingga banyak dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK), anggota MPR dari Fraksi PDI Perjuangan itu menjelaskan bahwa MPR lebih memilih mencari jalan keluar.
Di samping itu, kata Eva yang juga anggota Komisi III (Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia) DPR RI, melanjutkan sosialisasi. Dan, dia pun bertekad 4 pilar harus bisa menjadi framework dalam melakukan kerja-kerja keparlemenen, yakni pembuatan legislasi, penyusunan budget, dan pengawasan.
Sementara itu, Rektor Universitas Lambung Mangkurat, Muhammad Ruslan, mengingatkan bahwa dalam menyelenggarakan pendidikan karakter perlu role model/panutan. Dalam hal ini, menurut dia, anggota DPR/MPR belum sepenuhnya berhasil.
Dosen Fakultas Hukum Unlam, Dr. Moh. Effendi, S.H.,M.H., yang tampil di sesi kedua menekankan bahwa sebenarnya penyelesaian masalah justru di DPR. "Tantangannya adalah bagaimana MPR membangun komunikasi dengan DPR sehingga isu penting soal mewujudkan demokrasi ekonomi dapat menjadi agenda setting di DPR, misalnya, melalui Program Legislasi Nasional (Prolegnas)," ujarnya.
Pewarta : D.Dj. Kliwantoro
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Terpopuler - Pendidikan
Lihat Juga
Menristekdikti: Program "Sarjana masuk desa" Berikan Inovasi Pertanian dan Peternakan
31 January 2017 15:33 WIB, 2017
Pagelaran Wayang Kulit, PDIP Ingin Masyarakat Jakarta Junjung Tinggi Kebhinekaan
29 January 2017 7:05 WIB, 2017
Presiden ingin Sekolah Wajibkan Murid ikut Kegiatan Luar dalam Ekstrakulikuler
26 January 2017 12:50 WIB, 2017
Presiden: Kartu Indonesia Pintar yang akan Dibagikan pada 2017 Sebanyak 19 Juta
26 January 2017 12:02 WIB, 2017
Kemendikbud tidak hanya Menghabiskan Uang, tetapi bisa Menghasilkan Uang, Kata Muhajir
24 January 2017 11:23 WIB, 2017
Mendikbud: Pengalihan Penyelenggaraan SMA/SMK ke Provinsi Diperbaiki
17 January 2017 14:52 WIB, 2017
Nilai-Nilai Kebhinekaan perlu Dipelihara dan Dikembangkan seluruh Lembaga Pendidikan
17 January 2017 12:11 WIB, 2017
Menhub Ingin Pilot lulusan sarjana menambah Kedewasaan dan Wawasan Luas
13 January 2017 18:05 WIB, 2017