Gencatan Senjata di Ukraina Timur Tegang
Senin, 8 September 2014 08:06 WIB
Serangan dilanjutkan dekat pelabuhan Mariupol di Laut Azov Sabtu malam, hanya beberapa jam setelah Presiden Rusia Vladimir Putin dan mitranya Presiden Ukraina Petro Poroshenko menyepakati dalam seruan telepon bahwa gencatan senjata terus dipegangnya.
Pertempuran juga pecah awal pada Minggu dini hari di pinggiran utara yang dikuasai pemberontak Donetsk, di kawasan pusat industri.
Satu wartawan Reuters melihat gumpalan asap hitam memenuhi langit dekat bandara, yang telah berada di tangan pasukan pemerintah.
"Dengarkan suara gencatan senjata," canda salah satu bersenjata pemberontak. "Ada pertempuran yang tepat yang terjadi di sana."
Kedua kota kemudian berbalik tenang untuk sebagian besar Minggu, tetapi saksi Reuters pada sore hari dilaporkan beberapa mortir meledak dalam batas-batas kota Donetsk. Mereka merusak sebuahjembatan di mana para pemberontak telah didirikan hambatan.
Dalam satu laporan baru mengenai konflik, Amnesti Internasional menuduh para pemberontak dan milisi Ukraina melakukan kejahatan perang dan menerbitkan citra satelit yang katanya menunjukkan penumpukan persenjataan Rusia dan artileri di timur Ukraina.
"Bukti kami menunjukkan bahwa Rusia memicu konflik, baik melalui campur tangan langsung dan dengan mendukung separatis di timur.
Rusia harus menghentikan aliran senjata dan dukungan lain untuk kekuatan pemberontak berat terlibat dalam pelanggaran HAM berat.
"Sekretaris Jenderal Amnesti, Salil Shetty, mengatakan dalam satu pernyataan."
Moskow membantah pengiriman kekuatan atau mempersenjatai pemberontak meskipun apa NATO katakan banyak bukti yang bertentangan.
Pewarta : Antaranews
Editor:
Antarajateng
COPYRIGHT © ANTARA 2024