Polisi Serahkan Kasus Pemukulan Paspampres ke Pomdam IV/ Diponegoro
Jumat, 5 Desember 2014 15:38 WIB
Penelusuran menunjukkan, kasus seperti ini tidak pernah terjadi pada masa lalu, bahkan saat Orde Baru berkuasa. Kini, pengamanan atas Presiden Joko Widodo oleh Paspampres TNI "disesuaikan" sedemikian rupa sesuai keinginan dia, mengikuti aktivitasnya yang juga diketahui gemar blusukan.
Rikwanto mengatakan kejadian berawal saat Jokowi memberikan arahan kepada seluruh kepala Polda dan Polres, di Kampus Akademi Kepolisian, kawasan Candi, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (2/12).
Saat itu, Jokowi memberikan pengarahan yang bersifat internal sehingga panitia dan Paspampres TNI meminta awak media massa keluar dari ruangan pertemuan itu.
Saat itu, salah satu pria berseragam safari yang diduga anggota Paspampres TNI bertanya "Anda siapa?," kepada Fahlevi yang mengenakan baju batik dan lencana Kepolisian Indonesia.
Fahlevi menjawab "Saya staf Sekretaris Pribadi Kapolda Metro Jaya,".
Rikwanto menuturkan, pria yang bertanya itu mendekati Fahlevi karena diduga tidak puas dengan jawaban korban.
Selanjutnya, pria itu memukul dada Reza sebanyak dua kali di hadapan beberapa pejabat TNI dan Kepolisian Indonesia yang berupaya menengahi kejadian itu.
Usai insiden itu Fahlevi melaporkan kasus pemukulan yang diduga dilakukan anggota Paspampres TNI tersebut kepada Polisi Militer Kodam IV/Diponegoro, Jawa Tengah, karena locus delicti-nya ada di sana.
Rikwanto membantah insiden itu dipicu karena Fahlevi membawa senjata api saat acara pengarahan Jokowi.
Pewarta : Antaranews
Editor:
Totok Marwoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024