Logo Header Antaranews Jateng

Penyair Magelang Eksplorasi Puisi Lewat Musik

Selasa, 20 Januari 2015 08:12 WIB
Image Print
Grup Teater Kejora SMA Negeri 1 Kota Mungkid menyuguhkan koor puisi melalui karya Selamat Pagi Indonesia (Sapadi Djoko Damono) saat pergelaran "Kilometer 0,1" diselenggarakan kelompok penyair kontemporer Forum Kilometer Nol Magelang di Pendopo Rumah

Pergelaran berlangsung di Pendopo Rumah Buku DuniaTera sekitar 500 meter timur Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (19/1) malam itu, dihadiri kalangan penyair dan seniman lainnya, baik di Kabupaten maupun Kota Magelang, serta beberapa lainnya dari Yogyakarta.

"Kami merintis pengembangan ruang apresiasi terhadap karya puisi melalui eksplorasi ini. Ini bagian dari gagasan kami untuk membangun ruang sastra dan menciptakan ruang bersama," kata koordinator acara yang bertajuk "Kilometer 0,1" yang juga pemusik puisi Munir Syalala di sela acara tersebut.

Pada pergelaran yang ditandai hujan cukup lama di kawasan Candi Borobudur itu, Munir yang juga pembina teater di sejumlah sekolah di Magelang, bersama Sanggar Bias SMK YP 17 Kota Magelang menyuguhkan sejumlah puisi, antara lain Diponegoro (Chairil Anwar), Sekuntum Maulida dan Sekuntum Laila, keduanya karya Damtoz Andreas.

Suguhan musik puisi itu dengan iringan beberapa alat musik, antara lain gitas bas, bas keroncong, gitar akustik, rebana, jimbe, dan saron, serta tarian sebagai latar belakang penyajian karya-karya tersebut.

Grup Teater Kejora SMA Negeri 1 Kota Mungkid, Kabupaten Magelang menyajikan puisi Selamat Pagi Indonesia (Sapadi Djoko Damono) dalam bentuk koor dengan lima penampil yang masing-masing mengenakan pakaian mirip seragam siswa sekolah dasar.

Seorang penyair Kabupaten Magelang Daladi Ahmad menyuguhkan apa yang disebutnya sebagai "nyanyi puisi" dengan iringan petikan gitar, melalui dua karyanya, masing-masing Bukan Tentang Kemenangan dan Rindu Salah Waktu.

Kelompok Gamblang Musikal Teater dari Kabupaten Sleman, Yogyakarta, pimpinan Ahmad Jalidu menyuguhkan musik dan lagu, masing-masing berjudul Balada Si Eni dan Tembang Laron.

Pada kesempatan itu, mereka dengan dipandu dua seniman setempat lainnya, Arif Sigit Prasetyo dan Gepeng Nugroho, mendiskusikan tentang pergelaran yang pertama kali diselenggarakan oleh Forum Kilometer Nol tersebut.

Belum lama ini, 18 penyair kontemporer di daerah setempat yang kemudian membentuk forum tersebut, menerbitkan antologi puisi berjudul "Kilometer Nol".

Mereka merencanakan pergelaran sastra dengan tempat di Pendopo Rumah Buku DuniaTera Borobudur, Kabupaten Magelang secara rutin, sebulan sekali. Pergelaran perdana pada Senin (19/1) malam, fokus kepada bentuk penyajian puisi yang saat ini secara umum dikenal sebagai musikalisasi puisi.


Pewarta :
Editor: Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2025