Warga Sekitar Situs Liyangan Kembangan Ekonomi Kreatif
Minggu, 3 Mei 2015 16:00 WIB
"Sedang disiapkan menjadi desa wisata, ada kelompok wanita tani di desa juga sudah mengolah makanan khas seperti dodol dan sirup dari terong belanda," kata Dian Marlina, seorang juru pelihara Situs Liyangan di Temanggung, Minggu.
Situs Liyangan terletak di Desa Purbasari, Kecamatan Ngadirejo, sekitar 20 kilometer barat laut Ibu Kota Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah. Sejumlah peninggalan masa Kerajaan Mataram Kuno di situs tersebut pertama kali ditemukan pada 2008.
Ia mengatakan sejumlah warga lainnya di desa setempat, juga mengembangan usaha ekonomi kreatif dalam wujud kerajinan topeng, gantungan kunci, dan wayang kayu.
"Berbagai produk mereka dipajang di rumah masing-masing," ucapnya, didampingi seorang petugas lainnya, Budiyono.
Beberapa warga lainnya, membuka warung kecil di sekitar situs. Mereka menyediakan berbagai minuman dan makanan. Sejumlah pemuda setempat juga membuka layanan parkir kendaraan, tak jauh dari situs tersebut.
Pada Minggu, Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Lailly Prihatingtyas secara informal mengunjungi Situs Liyangan yang letaknya di ketinggian sekitar 1.200 di atas permukaan laut, di kaki Gunung Sindoro.
Budiyono mengatakan petugas jaga setiap bulan memberikan laporan tentang situasi di situs tersebut, termasuk menyangkut jumlah pengunjung, kepada Balai Arkeologi Yogyakarta dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah.
"Rata-rata 700 pengunjung setiap bulan, tetapi kalau saat hari libur panjang, laporan kami bisa mencapai 1.000 pengunjung," ujarnya.
Mereka yang berkunjung ke Situs Liyangan selain wisatawan nusantara juga wisatawan mancanegara. Kalangan pelajar, khususnya berasal dari sejumlah sekolah di Temanggung juga memanfaatkan waktu untuk mengunjungi situs yang total luasnya saat ini sekitar 6-7 hektare itu.
Berdasarkan penelitian dan lanjutan penggalian oleh para ahli dari Balai Arkeologi Yogyakarta pada 2010 dan 2011, situs yang menunjukkan berbagai tanda yang kompleks tersebut, sebagai suatu pedusunan pada zaman Mataram Kuno.
Berbagai peninggalan sejarah yang hingga saat ini ditemukan di situs tersebut, antara lain batu-batu candi, termasuk berupa pagar dan tangga batu, talud, arca, yoni, senjata, gabah, biji jagung, gerabah, dan keramik. Sejumlah peninggalan dalam bentuk bangunan bersejarah ditemukan di kedalaman antara 8-10 meter.
Pewarta : M Hari Atmoko
Editor:
M Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2024