Sri Setyawati Mulyani Pameran Tunggal "Potret Diri"
Selasa, 5 Mei 2015 19:12 WIB
"Potret diri di tengah kesaksian suatu pengalaman, menghayati catatan perjalanan, peristiwa-peristiwa penjelajahan imajinasi, sebagai hasil perenungan yang bertumpuk dalam kepalanya," kata penulis seni dan kebudayaan dari Bandung, Jawa Barat, Herry Dim dalam keterangan tertulis terkait dengan pameran tersebut, yang diterima Antara di Magelang, Selasa.
Puluhan karya yang merupakan potret diri seniman itu, dipajang dalam pameran yang pembukaannya juga ditandai dengan performa seni oleh Ine Arini.
Karya seniman yang tinggal di Bandung dan pernah menjalani kuliah di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta itu, menggunakan media cat minyak di atas kanvas, "drawing", cat air di atas kertas, dan topeng.
Herry Dim yang juga salah satu pendiri Kelompok Seniman Bandung pada 1983 itu, mengemukakan Sri Setyawati Mulyani yang akrab dipanggil Cipuk tersebut, menyebut seniman itu selalu menggamit memori masa lalu, mengalami masa kini, dan memikirkan masa depan.
"Kearifan yang nisicaya pada akhirnya untuk dijadikan sebagai sebuah keputusan dan melakukan tindakan untuk mencatat atau mengabadikannya menjadi karyanya," katanya.
Ia menyebut Cipuk lebih berbicara bahwa dia berada di mana dan memunculkan permasalahan apa yang menjadi suatu kesaksian atas kesaksian dirinya, dan sebagian lain dia memerankan apa.
Berbagai karya Cipuk, katanya, sekumpulan kegelisahan jiwa yang terangkum dalam segugus gagasan dan bertutur tentang apa yang digelisahkan.
"Kegelisahan-kegelisahan itu ibarat sebuah pemberontakan untuk mempertanyakan mana yang benar secara subjektif, tetapi kebenaran itu pun berada dalam matra yang samar, antara yang membahagiakan dan menyedihkan," katanya.
Pertentangan kompleks dalam diri, katanya, rupanya justru sering lebih dominan ketimbang masukan dari luar dirinya.
Ia menyebut Cipuk selalu bergemuruh seperti pertemuan dua arus yang mendebarkan jantung.
"Karya-karyanya jarang bertutur tentang orang lain atau orang lain sebagai pengganti dirinya. Ia (aku) menjadi subjek yang bicara," katanya.
Pewarta : M Hari Atmoko
Editor:
M Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2025