Keju Boyolali Produksi Noviyanto Terus Berkembang
Rabu, 20 Mei 2015 18:15 WIB
Pemilik pabrik keju Indrakila itu mengatakan pembuatan keju masih menggunakan alat tradisional atau manual sehingga produksinya belum bisa maksimal.
Ada beberapa jenis produk keju yakni mozarella, boyobert Indrakila, chili mountain, feta black papper, dan feta olive oil. Pabrik ini sedang banyak memproduksi keju mozarella berbentuk blok yang digunakan untuk restoran-restoran dan hotel di berbagai daerah.
Menurut Noviyanto, Rabu, pembuatan keju tersebut berawal dari kerja sama antara Pemkab Boyolali dengan Jerman, yang sebelumnya melakukan penelitian produksi susu di Boyolali. Boyolali merupakan salah satu daerah sentra susu sapi perah di Indonesia.
"Saya ketika itu mendampingi tenaga ahli dari Jerman dan sebagai tenaga penerjemah," kata Noviyanto yang mengaku mulai bisnis mengolah keju sejak 2009.
Menurut dia, dirinya terlibat dalam Lembaga Donor Pemerintah Jerman tersebut yang bernama Deutscher Entwicklungs Dient (DED) dan memberikan pelatihan soal pemanfaatan susu di Boyolali.
Melalui program tersebut pengetahuan dasar membuat keju diperoleh, dan dalam perkembangannya kemudian muncul permasalah perbedaan bahan baku susu, iklim, dan selera pasar sehingga diperlukan pengembangan teknologi pembuatannya.
"Kami pertama produksi keju hanya berbahan baku 40 liter susu. Setiap 10 liter susu sapi dapat menghasilkan keju satu kilogram," katanya.
Industri olahan susu sapi produknya, kata dia, kemudian menggunakan merek dagang Keju Indrakila dan telah bersertifikat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Menurut dia, industri keju Indrakila tersebut kemampuan produksi saat ini rata-rata mencapai 800 liter hingga 1.000 liter susu per hari. Produksi ini, seluruhnya masih menggunakan peralatan manual atai tradisional, tetapi terjaga kebersihan, steril, dan kualitasnya.
Menurut dia, Keju Indrakila banyak dijual di restoran-restoran dan hotel-hotel seperti kota-kota di Jawa dan Bali. Keju Mozarella misalnya dijual seharga Rp90 ribu per killogram.
Kendati demikian, pihaknya berharap ada dukungan dan bantuan dari Pemerintah dalam mengembangkan industri keju di Boyolali tersebut. Misalnya, menambahan alat mesin molding atau cetakan dalam produksi bisa tiga kali lipatnya per hari.
Manajer Industri Keju Indrakila Boyolali, Warjo, menjelaskan, proses produksi mengolahan keju berawal dari susu sapi segar yang masak hingga suhu sekitar 70 derajat celsius, setelah itu kemudian dimasukan bak pendingin (cooling bax).
Susu yang sudah dingin kemudian dimasukan ke bak pengolah dan diberikan bakteri. Susu berbentuk seperti ampas tahu atau dinamakan curd, dan air. Curd ini kemudian dimasukan ke cetakan untuk dimasukan ke lemari pendingin.
"Keju yang sudah jadi disimpan di lemari pendingin sepekan, dan kemudian siap kemas untuk dijual kepada pelanggan," kata Warjo.
Menurut Warjo, Keju Indrakila produksi asli Boyolali tersebut kini sudah banyak diminati konsumen baik untuk campuran memasak maupun dikonsumsi langsung. Keju lokal ini, tidak kalah dengan impor produk pabrikan dari Eropa atau Amerika Serikat.
Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor:
Zaenal A.
COPYRIGHT © ANTARA 2025