IHSG Dibuka Turun 12,46 Poin
Rabu, 3 Juni 2015 10:46 WIB
Akumulasi sentimen negatif baik dari dalam negeri maupun eksternal menjadi faktor pemicu bagi IHSG tertekan pada perdagangan saham hari ini (3/6)," kata Head of Research Valbury Asia Securities Alfiansyah di Jakarta, Rabu.
Dari dalam negeri, ia mengemukakan bahwa sinyal inflasi yang masih tinggi menjadi salah satu kekhawatiran bagi pelaku pasar saham di Indonesia. Data inflasi Indonesia bulan Mei 2015 meningkat 0,50 persen atau lebih tinggi dari bulan sebelumnya 0,36 persen.
Inflasi tahunan Indonesia meningkat dengan kenaikan 7,15 persen atau lebih tinggi dibandingkan inflasi tahunan bulan April yang hanya 6,79 persen. Sedangkan tingkat inflasi Januari-Mei 2015 sebesar 0,42 persen.
"Diperkirakan inflasi untuk Juni berpotensi meningkat seiring tingginya tingkat konsumsi masyarakat dalam menghadapi puasa dan Lebaran," katanya.
Dari eksternal, lanjut dia, krisis utang Yunani masih menjadi perhatian pelaku pasar saham global, termasuk di dalam negeri. Para pemimpin Eropa dan pemimpin dari lembaga dana internasional (IMF) sepakat untuk meningkatkan intensitas perundingan atas nasib Yunani untuk mencegah gagal bayar. Diharapkan ada kemajuan dalam pembicaraan utang Yunani.
Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya menambahkan bahwa tekanan IHSG saat ini diperkirakan bersifat jangka pendek, secara teknikal potensi kenaikan untuk menuju level bats atas terdekat ke level 5.285 poin masih dapat dicapai dalam waktu dekat.
"Dalam jangka pendek IHSG masih berada di jalur tren penguatan. Hari ini IHSG diperkirakan bergerak di kisaran 5.172-5.285 poin," katanya.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng menguat 168,80 poin (0,61 persen) ke level 27.635,52, indeks Nikkei turun 100,29 poin (0,49 persen) ke level 20.442,90 dan indeks Straits Times menguat 0,52 poin (0,02 persen) ke posisi 3.340,01.
Pewarta : -
Editor:
Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024