Infrastruktur Mulai "Nendang" pada Tahun Kedua Ganjar-Heru
Kamis, 8 Oktober 2015 09:39 WIB
"Kalau untuk kepentingan umum ya tidak masalah karena kami juga sudah menantikan cukup lama adanya perbaikan jalan itu," katanya.
Jalur alternatif antardua kabupaten itu memang makin ramai dilalui kendaraan, baik yang menuju Semarang maupun Temanggung dan sekitarnya.
Kondisi jalan yang masih sempit dan rusak di beberapa ruas memang relatif cukup membahayakan bagi pengendara, terlebih kondisi jalan yang naik turun dan berliku.
Sudi menceritakan pengaspalan jalan di sepanjang jalur itu sudah lama dilakukan. Namun, sayang pemeliharaannya terkesan seadanya.
Aspal yang tergerus air saat musim hujan hanya ditambal di beberapa sisi dan tambalan itu tidak bertahan lama, bahkan lubang jalan justru makin lebar dan relatif banyak.
Menurut pria berkumis tebal itu, sejumlah kecelakaan tunggal sering terjadi akibat jalan yang rusak itu.
Kecelakaan terjadi, terutama pada sepeda motor yang menghindari lubang karena kondisi jalan yang rusak. Selain itu, juga akibat kondisi jalan yang berliku.
Bapak tiga anak ini mengaku sangat mendukung pemerintah, terutama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, yang saat ini menekankan pada pembangunan dan perbaikan berbagai jenis infrastruktur.
Perbaikan dan pelebaran jalan alternatif sudah sangat dinantikan dan saat ini baru dimulai pengerjaannya. Diperkirakan pada arus mudik Lebaran 2015 jalur alternatif itu sudah nyaman serta aman untuk dilalui para pemudik.
"Kami sebagai warga hanya bisa mengeluhkan pada aparat desa yang mungkin meneruskannya ke pemerintah kabupaten atau provinsi. Kami sudah menantikan pelebaran jalan itu dan baru sekarang terealisasi, aspirasi kami mulai didengar," ujarnya.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di bawah kepemimpinan Ganjar Pranowo dan Heru Sudjatmoko juga berupaya mengembangkan berbagai sektor yang berada di wilayah sisi selatan Jateng sebagai upaya pemerataan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat berada di Kabupaten Banyumas, Jumat (22/8), mengatakan bahwa pemerintah provinsi dan 35 pemerintah kabupaten/kota akan terus berkembang, bahkan pada tahun 2016 akan sangat sibuk terkait dengan pembangunan infrastruktur yang dilakukan di berbagai bidang.
"Kita akan dorong untuk sisi selatan Jateng dihidupkan dan kalau ini bisa berjalan, kita berharap (pertumbuhan di berbagai bidang) Pulau Jawa tidak miring ke utara," katanya.
Menanggapi dua tahun kepemimpinannya bersama Wakil Gubernur Heru Sudjatmoko, Ganjar mengaku masih banyak kekurangan dan hal yang perlu dicapai di provinsi setempat.
"Masih banyak yang kurang, saya belum apa-apa selama dua tahun ini. Insya Allah 'progress'-nya mulai tampak dan setidaknya mengarah ke visi dan misi kami dengan fokus pada pembangunan infrastruktur," ujarnya.
Ganjar Pranowo dan Heru Sudjatmoko secara resmi dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah masa jabatan 2013-2018 oleh Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi di Gedung DPRD Provinsi Jateng pada tanggal 23 Agustus 2013.
Ganjar menjelaskan bahwa seluruh jajaran Pemprov Jateng terus mempersiapkan pembangunan dan perbaikan infrastruktur di berbagai bidang demi kesejahteraan masyarakat setempat.
"Bukan berarti saya tidak memperhatikan bidang yang lain selain infrastruktur. Bisa dilihat bagaimana perkembangan pembangunan infrastruktur jalan pada tahun ini, tahun depan kita kejar lagi agar 2016 lebih baik, targetnya 2017 sudah beres semuanya," ujarnya.
Ganjar mengaku sedang menyiapkan jurus-jurus baru terkait dengan langkah Pemprov Jateng dan tetap menyesuaikan dengan kondisi yang berkembang di tengah masyarakat.
Selain pembangunan berbagai infrastruktur, Pemprov Jateng juga mendorong pemerintah daerah di 35 kabupaten/kota untuk terus melakukan reformasi birokrasi.
Ganjar mengklaim komunikasi antara dirinya dengan seluruh kepala daerah di Jateng dan anggota DPRD Jateng berjalan dengan baik.
"Jika ada yang tidak setuju (dengan kebijakan Pemprov Jateng), saya kira itu sah-sah saja sebagai 'political interplay'," katanya.
Terkait dengan infrastruktur, Ganjar menilai permasalahan transportasi di Jateng masih belum beres meski PT Kereta Api Indonesia sudah menambah frekuensi dan pengurangan jumlah kendaraan di jalan raya masih perlu kerja keras. Salah satu usaha yang sudah dilakukan adalah menyiapkan aglomerasi serta sarana bus untuk dimanfaatkan oleh kalangan buruh.
"Kita akan membuat aglomerasi yang busnya sedang disiapkan. Akan tetapi, belum cukup membantu karena busnya tidak banyak, jadi nanti tolong busnya masuk di daerah industri sehingga buruh terlindungi minimal dari kesulitan angkutan," ujarnya.
Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah Ahmadi saat dihubungi terpisah menilai masih banyak persoalan di Jateng yang harus segera diselesaikan oleh Gubernur Jateng agar tidak menghambat investasi di provinsi setempat.
"Persoalan itu antara lain pembangunan pembangkit listrik tenaga uap di Kabupaten Batang, pembangaunan pabrik semen di Kabupaten Pati dan Rembang yang mendapatkan protes masyarakat setempat, dan tol Semarang-Solo," katanya.
Anggota Fraksi PAN DPRD Provinsi Jateng Ahsin Ma'ruf menambahkan bahwa pemerintahan di bawah kepemimpinan Gubernur Ganjar Pranowo belum optimal karena selama ini hanya fokus pada bidang infrastruktur jalan, sedangkan sektor lain, seperti pertanian dan UMKM, belum mendapat perhatian.
"Sebagian besar rakyat Jateng berada di sektor pertanian dan UMKM. Akan tetapi, sektor ini kurang mendapat perhatian serius dari Pemprov Jateng sehingga angka kemiskinan juga tidak kunjung menurun," ujarnya.
Selain itu, kata dia, pembangunan infrastruktur jalan di Jateng juga belum menunjukkan hasil signifikan karena masih banyak jalan yang rusak.
"Oleh karena itu, saya mengimbau Gubernur Jateng untuk fokus pada semua sektor, tidak hanya infrastruktur jalan. Pasalnya, sampai kapan pun tidak akan pernah rampung dilihat berdasarkan luas wilayah di Jateng," katanya.
Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor:
M Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2024