Logo Header Antaranews Jateng

Antisipasi Bencana Longsor, Banjarnegara Bentuk Pokmas Tiap Desa

Selasa, 13 Oktober 2015 08:34 WIB
Image Print
Warga mengevakuasi bangkai sepeda motor yang tertimbun tanah longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah, Sabtu (13/12). Tebing setinggi 100 meter yang longsor pada Jumat (12/12) itu menimbun sedikitnya 4
"Dari 20 kecamatan di daerah kita, 13 di antaranya merupakan daerah rawan longsor dan sudah termasuk dalam zona merah," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara Catur Subandrio di Banjarnegara, Selasa.

Menurut dia, 13 kecamatan rawan longsor itu terdiri atas Pandanarum, Batur, Kalibening, Wanayasa, Karangkobar, Banjarmangu, Punggelan, Sigaluh, Pagedangan, Madukara, Klampok, Pejawaran, dan Purwonegoro.

Kendati demikian, dia mengatakan bahwa dari 13 kecamatan tersebut, kecamatan yang paling rawan longsor adalah Banjarmangu, Karangkobar, Pandanarum, Pagentan, Madukara, Wanayasa, Kalibening, Pejawaran, dan Batur.

"Kami telah melaksanakan sosialisasi di desa-desa rawan bencana serta membentuk pokmas (kelompok masyarakat) desa tangguh bencana untuk mengantisipasi ketika ada retakan tanah segera melaporkan dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. Kami juga membentuk pos di masing-masing desa rawan longsor," katanya.

Ia mengatakan bahwa daerah rawan longsor itu sebagian besar di wilayah pegunungan utara Banjarnegara.

Menurut dia, daerah rawan longsor di wilayah pegunungan selatan Banjarnegara, yakni Desa Kaliajir, Kecamatan Purwonegoro.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya memberikan bantuan berupa bronjong untuk mengantisipasi terjadinya bencana tanah longsor di Desa Kaliajir.

"Kami imbau masyarakat untuk waspada terhadap bencana tanah longsor karena kondisi tanah yang kering dan retak-retak akibat kemarau sangat berpotensi longsor ketika diguyur hujan," katanya.



Pewarta :
Editor: Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2025