Pelarian Tanker MT Vier Harmoni bagian dari Kerja Sindikat Penjualan Solar
Kamis, 25 Agustus 2016 16:27 WIB
Kapal tanker yang semula dikatakan dibajak itu sejak 17 Agustus lalu akhirnya ditemukan di perairan Selat Karimata dalam pelayarannya ke Pulau Kalimantan.
Dia katakan, kapal tanker dengan 900.000 liter solar muatannya itu dilarikan anak buah kapalnya sendiri. Harga solar industri sudah mencapai lebih dari Rp11.000/liter.
Dalam khazanah kelautan, istilah pembajakan berbeda pengertiannya dengan pelarian kapal, dimana pada pembajakan, pelakunya adalah pihak di luar kapal yang dibajak itu.
Dari hasil penyelidikan sementara Tim Reaksi Cepat Armada Barat TNI AL, disimpulkan seorang nakhoda dan sembilan ABK kapal tanker kapal berbendera Indonesia di perusahaan berbadan hukum Indonesia itu bagian dari sindikat perdagangan solar ilegal.
Bahkan mereka "bermain" di jaringan internasional. Namun otak pelaku dan juga calon pembeli solar ilegal itu masih diburu petugas. Kapal itu juga diketahui sudah pernah menjual solar ilegal sekitar setahun yang lalu.
"Seluruh pelaku WNI," ujarnya.
Semula, bahkan oleh Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Ade Supandi, dikatakan kapal tanker itu bukan dibajak, melainkan dibawa lari pelaut-pelaut pengawaknya. "Itu lebih pada masalah internal perusahaan," kata dia, di Jakarta, beberapa hari lalu.
Sampai akhirnya jajaran TNI AL berkesimpulan bahwa itu hanya modus mereka, karena menurut informasi mereka sudah pernah melakukan penjualan solar ilegal di perairan OPL di wilayah Malaysia. Laporan "kehilangan" MT Vier Harmoni itu semula dari Badan Penegakan Hukum Maritim Malaysia pada 16 Agustus.
Irawan mengemukakan, MT Vier Harmoni digiring KRI Gilimanuk-531, di Pulau Dato, Kalimantan Barat, Rabu sore (24/8).
"Seorang nakhoda dan sembilan ABK sampai saat ini masih dimintai keterangan sebagai saksi terkait kejadian ini. Kapal MT Vier Harmoni saat ini masih dalam pelayarannya menuju Tanjunguban, Bintan," ucap Irawan.
Operasi pencarian MT Vier Harmoni milik maskapai pelayaran Vier Lines ini mengerahkan banyak kapal perang, pesawat intai maritim dan helikopter TNI AL, dan lain-lain.
""Kronologi kejadian berawal pada saat kapal ini hilang dari Kuantan Malaysia. Kapal itu diketahui disewa Ozoil SDN BHD selama dua tahun sejak 15 Januari 2016 lalu," ujarnya.
Pewarta : Antaranews
Editor:
Totok Marwoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024