Terbentur Anggaran, Relokasi Warga Bengawan Solo Ditunda
Jumat, 21 Oktober 2016 12:28 WIB
"Relokasi itu kan terkait anggaran. Anggaran baru diajukan 2017," kata Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo di Solo, Jumat.
Pemkot Surakarta, kata FX Hadi Rudyatmo yang akrab dipanggil Rudy, mengejar penuntasan relokasi agar pelaksanaan proyek pengendalian banjir oleh Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) segera dikerjakan.
Rudy meminta BBWSBS sebagai pelaksana proyek pengendalian banjir, mengerjakan proyek di lokasi yang bersih dari pemukiman warga, diakui jika penyelesaian masalah non teknis termasuk relokasi tidak mudah, karena membutuhkan anggaran yang tidak sedikit.
Ia mengatakan tahun ini Pemkot Suarakrata tidak mungkin dapat menggelontorkan anggaran untuk menyelesaikan relokasi puluhan keluarga yang tinggal di bantaran Sungai Bengawan Solo.
Dikatakan Pemkot baru akan mengalokasikan anggaran di APBD 2017 mendatang. Selain persoalan anggaran, Rudy juga menyebut masih banyaknya warga berstatus hak milik (HM) yang hingga kini belum menyepakati nilai ganti rugi sesuai tawaran Pemkot. Warga menginginkan ada penghitungan ulang besaran ganti rugi bangunan yang akan diberikan Pemkot.
"Ya kami sedang berupaya menyelesaikan masalah ini. Jadi kami ingin relokasi tuntas tahun depan, sebab 2018 parapet dari Mojo hingga Jurug sudah dibangun," katanya.
Rudy dalam waktu dekat berencana memanggil warga bantaran yang masih tinggal di bantaran Sungai Bengawan Solo. Dengan berbagai pendekatan itu diharapkan relokasi selesai 2017.
Ia mengatakan untuk warga terdampak pembangunan bendung dan embung karet Tirtonadi, Pemkot telah menyiapkan rumah susun sewa sederhana (rusunawa) untuk menampung mereka. Saat ini, baru satu unit rusunawa yang dibangun di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo Mojosongo. Sedangkan tiga unit rusunawa susulan akan dibangun tahun depan.
Pewarta : Joko Widodo
Editor:
Zaenal A.
COPYRIGHT © ANTARA 2024