PKK-BPJS Kesehatan Kudus Gelar Pemeriksaan IVA
Kamis, 27 April 2017 13:08 WIB
Pelaksanaan kegiatan deteksi dini melalui IVA atau papsmear tersebut, digelar di kantor PKK Kudus yang ada di kompleks Pendopo Kabupaten Kudus dengan sasaran peserta para anggota PKK yang juga peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)-Kartu Indonesia Sehat (KIS) sebanyak 60 orang.
Kepala Unit Manajemen Kesehatan Primer Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kabupaten Kudus Sari Hermawati menjelaskan bahwa pemeriksaan IVA merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker serviks sejak dini, sehingga ketika ditemukan bisa segera diobati.
"Bertepatan dengan Hari Kartini, PKK Kudus menggandeng BPJS Kesehatan untuk menyelenggarakan kegiatan tersebut," ujarnya.
Melalui kerja sama dengan Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Kerja dan Kementerian Kesehatan, lanjut Sari, BPJS Kesehatan juga siap memberikan layanan deteksi dini kanker serviks kepada seluruh perempuan usia produktif yang menjadi peserta JKN-KIS.
Mengenai biaya, Sari Hermawati menegaskan bahwa layanan pemeriksaan IVA dijamin oleh BPJS Kesehatan, sehingga peserta JKN-KIS tidak perlu khawatir.
"Apabila setelah diperiksa, ada peserta memerlukan penanganan lebih lanjut, maka akan dirujuk sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku," ujarnya.
Khusus wilayah kerja BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kudus, katanya, kegiatan pemeriksaan IVA dilaksanakan di tiga titik layanan, yakni Kabupaten Kudus, Jepara dan Grobogan.
Adapun target jumlah peserta yang menjalani pemeriksaan IVA, kata dia, sebanyak 1.275 orang dan papsmear sebanyak 720 orang.
Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Kudus Chudlil Hikmah berharap dengan adanya pemeriksaan IVA terhadap ibu-ibu bisa mendeteksi dini kemungkinan adanya penyakit kanker serviks.
Selain itu, lanjut dia, adanya penyuluhan tentang kesehatan reproduksi wanita juga bertujuan untuk memberikan informasi tentang tata cara menjaga kesehatan reproduksi wanita yang benar.
"Kami berharap, pengetahuan tentang reproduksi wanita yang diperoleh melalui penyuluhan ini bisa ditularkan kepada anak-anak remaja, tetangga atau masyarakat umum," ujar Chudlil Hikmah yang merupakan istri Sekda Kudus Noor Yasin.
Ia berharap, informasi tersebut bisa memberikan pencerahan kepada kaum wanita, khususnya remaja agar tidak mendapatkan informasi yang salah.
Sementara itu, Dokter Spesialis Kandungan Hari Purwanto yang menjadi pembicara mengungkapkan, adanya deteksi dini bertujuan agar semua wanita yang terindikasi ada gejala kanker serviks bisa segera diobati.
"Ketika masih stadium rendah, masih sangat mungkin disembuhkan. Menurut data yang ada, sekitar 60-70 persen kaum wanita yang ditemukan sudah pada stadium lanjut," katanya.
Untuk itu, dia menyarankan, kaum wanita yang sudah berumah tangga untuk rutin melakukan pemeriksaan IVA sebagai langkah pencegahan terjadinya kanker serviks.
"Pemeriksaan IVA cukup sederhana dan tidak membutuhkan waktu yang lama serta murah," ujarnya.
Biaya pemeriksaan dengan IVA, katanya, hanya Rp3.000, sedangkan dengan papsmear berkisar Rp15.000 hingga Rp75.000.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin Lathif
Editor:
Nur Istibsaroh
COPYRIGHT © ANTARA 2024