Juliari: Semarang Harus Bisa Tata PKL Tertib dan Rapi
Sabtu, 6 Mei 2017 07:32 WIB
"Seperti PKL di kawasan Tlogosari. Mereka `kan sudah dikasih tempat, tetapi kembali lagi ke pinggir jalan," katanya saat "Reses dan Kunjungan Kerja" di Balai Kelurahan Tlogosari Kulon Semarang, Jawa Tengah, Jumat.
Sebelum memulai resesnya di tempat itu, Ari, sapaan akrab Juliari menyempatkan berkeliling untuk melihat keberadaan PKL yang marak berjualan di sepanjang kawasan Perumahan Tlogosari.
Pemkot Semarang sebenarnya sudah menyediakan tempat relokasi, yakni Shelter PKL Suryokusumo yang sempat ditempati PKL beberapa waktu, tetapi mereka kemudian kembali marak di pinggir jalan.
"Mereka (PKL) kembali lagi berdagang di bahu-bahu jalan karena di sana (Shelter Suryokusumo) katanya enggak ramai. Namun `kan malah mengganggu kelancaran arus lalu lintas," katanya.
Politikus PDI Perjuangan itu meminta Pemkot Semarang kembali mengumpulkan PKL untuk diajak berembuk mencari solusi terbaik agar mereka kembali menempati tempat relokasi yang sudah disediakan.
"Kumpulin lagi mereka, dikembalikan lagi ke sana (Shelter Suryokusumo). Semua `kan ada aturannya. Jangan seperti Jakarta," Ketua Panja Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) DPR RI itu.
Apalagi, kata Ari, yang duduk di komisi yang membidangi industri, perdagangan dan koperasi di DPR RI itu, PKL di Tlogosari tak hanya diberikan tempat, tetapi juga sertifikat hak guna bangunan (HGB).
"Menurut saya, ini luar biasa. Sudah diberikan tempat dan sertifikat. Sertifikat ini nilainya lebih daripada uang. Makanya, ajak mereka agar mau ditata," kata Wakil Bendahara Umum DPP PDI Perjuangan itu.
Sementara itu, anggota DPRD Kota Semarang Dyah Ratna Harimurti yang hadir mendampingi Juliari mengakui maraknya PKL tidak lepas dari perkembangan sebuah kota metropolitan, termasuk Semarang.
"Dampak dari banyaknya pengangguran, paling mudah `kan memang berjualan (PKL). Namun harus mau ditata. Seperti di kawasan Tlogosari sudah disediakan Shelter Suryokusumo," kata politikus PDI Perjuangan itu.
Meski demikian, Detty, sapaan akrab Dyah mengingatkan para PKL jangan dianggap sebagai sesuatu yang mengganggu, melainkan justru harus dirangkul dan diatur secara tertib dan rapi.
"Kalau semua PKL di kawasan Muktiharjo Kidul dan Tlogosari Kulon bisa disentralkan ke sana (Shelter Suryokusumo) kan malah bisa jadi rujukan tempat belanja dan kuliner," katanya. ***3***
(U.KR-ZLS/B/S023/S023) 05-05-2017 20:41:33
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2024