Logo Header Antaranews Jateng

Transmigran Jateng di Kaltara Keluhkan Jatah Hidup

Kamis, 18 Mei 2017 13:16 WIB
Image Print
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Tengah Wika Bintang berbincang dengan transmigran asal Jateng di UPT Sepunggur, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, Kamis (18/5). (Foto:ANTARAJATENG.COM/Wisnu Adhi N.)
Tanjung Selor, ANTARA JATENG - Para transmigran asal Provinsi Jawa yang berada di UPT Sepunggur, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, berharap jatah hidup berupa beras bisa diterima secara teratur.

"Jatah hidup berupa beras sering terlambat, bahkan untuk April dan Mei 2017 belum kami terima hingga sekarang," kata Sunarno, transmigran asal Kabupaten Boyolali di Kabupaten Bulungan, Kamis.

Para transmigran mendapat bantuan jatah hidup berupa beras dan nonberas dari pemerintah pusat selama 1,5 tahun sejak menetap di daerah transmigrasi.

Tiap transmigran yang terdiri atas suami dan istri mendapat jatah hidup beras sebanyak 24 kilogram, sedangkan jika memiliki dua anak maka total bantuan beras yang diterima sebanyak 32 kilogram.

Selain bantuan jatah hidup, para transmigran juga mendapat satu unit rumah kayu dan lahan untuk bertani seluas 1 hektare.

Menurut dia, jatah hidup nonberas seperti ikan asin, telur, minyak goreng, garam, sabun cuci, kacang hijau, dan minyak tanah tidak pernah terlambat diterima oleh para transmigran.

"Kami berharap pemberian beras jatah hidup bisa lancar dan tidak terlambat," ujarnya.

Saat pengiriman jatah hidup berupa beras terlambat, Parman transmigran asal Kabupaten Magelang mengaku membeli beras dari uang hasil menjual sayuran yang ditanam di lahannya.

"Kadang ada penjual sayur keliling yang membeli sayuran hasil panen kami, dibarter juga pernah," katanya.

Menanggapi keluhan dari para transmigran tersebut, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Tengah Wika Bintang yang melakukan kunjungan kerja ke UPT Sepunggur, menjelaskan bahwa keterlambatan pengiriman jatah hidup berupa beras itu karena ada revisi anggaran dari pemerintah pusat.

"Kami akan mencoba dorong pemerintah pusat agar pengiriman jatah hidup beras bisa lancar," ujarnya.

Pewarta :
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2025