Logo Header Antaranews Jateng

Pemkot Pekalongan Petakan Penyebab Penaikan Harga Garam

Jumat, 28 Juli 2017 21:14 WIB
Image Print
Ilustrasi - Salah seorang pedagang di Pasar Manis, Purwokerto, Santi menunjukkan dua produk garam dapur halus yang mengalami kenaikan dari Rp7.500 per bal isi 20 kantong menjadi Rp13.000 per bal isi 20 kantong. (Foto: ANTARAJATENG.COM/Sumarwoto)
Pekalongan, ANTARA JATENG - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, akan menggelar konsolidasi internal dan melakukan pemetaan untuk mengetahui penyebab penaikan harga garam di pasaran.

Kepala Bagian Perekonomian Kota Pekalongan Betty Dahfiani di Pekalongan, Jumat, mengatakan bahwa pemkot belum bisa mengambil langkah kongkret menyikapi naiknya harga garam di pasaran.

"Pemkot baru konsolidasi internal terkait penaikan harga garam itu dan memetakan penyebabnya apakah dari pasokan turun atau dari distribusi," katanya.

Ia mengatakan penaikan harga garam terjadi secara nasional sehingga semua daerah terkena imbasnya terhadap kelangkaan bahan baku terasa asin itu.

Akan tetapi, kata dia, penyebab naiknya harga garam tersebut memang belum diketahui secara pasti.

Menurut dia, pemerintah dipastikan sudah memikirkan berbagai langkah menyikapi perkembangan harga garanm dan stoknya.

Harga garam halus beryodium semula Rp4 ribu per kilogram kini naik menjadi Rp10 ribu. kilogram, garam beryodium jenis bata semula Rp3 ribu/ kilogram naik menjadi Rp8 ribu/ kg, dan garam krosok semula Rp2 ribu/ kilogram naik Rp4.500 per kilogram.

Pedagang sembako, Wahyuningsih (35) mengatakan penaikan harga garam beryodium terus merangkak sejak sepekan terakhir ini karena pasokan bahan baku terasa asin itu langka di pasaran.

"Harga garam memang terus naik seiring dengan pasokan yang terus turun," katanya.

Pewarta :
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2024