Puan Akui Pemanfaatan Hasil Iptek Belum Optimal Dirasakan Manfaatnya di Dalam Negeri
Senin, 23 Oktober 2017 13:45 WIB
"Pemanfaatan hasil iptek dan inovasi sendiri di kalangan masyarakat khususnya pelaku ekonomi dan industri belum maksimal. Yang kami perjuangkan saat ini bagaimana agar setiap iptek yang dihasilkan bermanfaat di masa depan," kata Puan saat membuka Indonesia Science Expo (ISE) 2017 di Jakarta, Senin.
Karena belum maksimal digunakan oleh pelaku ekonomi dan industri, ia mengatakan hasil dari pengembangan iptek anak negeri selama ini jadi belum optimal pula dirasakan manfaatnya di dalam negeri.
Ini, menurut Puan, bisa dicermati dari sektor lapangan usaha yang memiliki kontribusi terbesar pada perekonomian nasional seperti pertanian, kelautan, perikanan, pertambangan dan industri yang kontribusinya mencapai 40 persen Produk Domestik Bruto (PDB) atau senilai Rp5.600 triliun per tahun namun belum ditopang secara optimal oleh pemanfaatan hasil-hasil penelitian dan pengembangan lembaga-lembaga penelitian dan perguruan tinggi di Indonesia.
Karenanya, ia mengatakan kegiatan seperti Indonesia Science Expo 2017 ini menjadi sarana strategis untuk memperkenalkan karya lembaga penelitian di Indonesia yang bisa dimanfaatkan industri dan masyarakat.
"Potensi hasil riset dan pengembangan lembaga litbang mulai dari LIPI, BPPT, BATAN hingga perguruan tinggi sangat besar. Dari mereka saja ada 1.391 paten dan LIPI merupakan penghasil paten tertinggi mencapai 513 paten," ujar dia.
"Kendalanya yang disampaikan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) tadi untuk semakin mengembangkan iptek hanya satu, kurang partisipasi dan koordinasi Kementerian/Lembaga dan pihak swasta. Ini tantangannya," ujar Puan.
Harapannya dengan adanya Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) dan Undang-Undang (UU) Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas Iptek) nanti, persoalan klise atau teknis yang dihadapi dunia penelitian dan pengembangan selama ini bisa selesai karena Kementerian/Lembaga hingga pihak industri akan sinergi, lanjutnya.
Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan dengan adanya UU Sinas Iptek nanti harapannya kegiatan riset dan pengembangan semakin baik lagi. Sesuai Nawacita ke-6 yang menekankan daya saing maka Kementerian juga akan membuat program riset semakin baik ke depan.
Sebelumnya, di 2014, hasil riset yang menjadi inovasi hanya mencapai 15, di 2014 mencapai 25, di 2015 mencapai 52, di 2016 mencapai 331, sedangkan di 2017 jumlahnya menjadi 661.
Riset, lanjutnya, terus didorong untuk bisa bermanfaat bagi masyarakat. Sedangkan dana riset juga terus didorong meningkat, dari 0,08 persen Produk Domestik Bruto di 2015 menjadi 0,2 persen di 2016 dan kini mencapai 0,25 persen di 2017.
Menko PMK didampingi Menristekdikti dan Plt Kepala LIPI Bambang Subiyanto usai membuka ISE 2017 yang digelar LIPI dari 23 hingga 26 Oktober 2017 di Balai Kartini mendatangi sejumlah peserta expo. Expo kedua ini diikuti 176 peserta yang menghadirkan berbagai hasil riset dan pengembangan di berbagai sektor.
Pewarta : Virna P Setyorini
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2024