
Lima pengedar uang palsu di Kudus dibekuk polisi (VIDEO)
Kamis, 15 Maret 2018 16:53 WIB

Menurut Kapolres Kudus AKBP Agusman Gurning didampingi Kasatreskrim AKP Onkoseno G. Sukahar di Kudus, Kamis, pengungkapan kasus tersebut berawal dari informasi masyarakat bahwa ada peredaran uang palsu.
Berdasarkan informasi tersebut, selanjutnya aparat kepolisian dari Polsek Dawe berhasil menangkap seorang pelaku bernama Eko Purwanto warga Desa Klumpit, Kecamatan Gebog, Kudus, dan Aswati, warga Desa Ngembal Kulon, Kecamatan Jati, Kudus, di Pasar Dawe, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, 5 Maret 2018.
Dari keterangan kedua pelaku tersebut, selanjutnya petugas kembali menangkap tiga pelaku lain, yakni Risky warga Desa Klumpit, Sumardi, warga Desa Singocandi, Kota Kudus, dan Suripan warga Desa Jetak, Kecamatan Kaliwungu, Kudus.
Kelima tersangka yang ditangkap petugas, katanya, ada yang berperan sebagai pengedar serta sebagai pengedar sekaligus penjual uang palsu.
Sementara jumlah uang palsu yang berhasil diamankan petugas dari kelima tersangka tersebut sebanyak 60 lembar pecahan Rp100.000 atau senilai Rp6 juta.
Jumlah uang yang sudah beredar di masyarakat diperkirakan mencapai Rp20 juta.
Uang palsu pecahan Rp100 ribu tersebut, katanya, diperoleh dari seseorang dari Surabaya. "Setiap Rp1 juta uang asli mendapatkan 30 lembar uang palsu pecahan Rp100 ribu," ujarnya.
Dari kelima tersangka tersebut, Suripan merupakan pemasok uang palsu untuk keempat tersangka dengan sistem bagi hasil.
Ia mengimbau masyarakat di Kabupaten Kudus, terutama pedagang agar berhati-hati ketika menerima uang pecahan Rp100.000.
"Pastikan uang yang diterima benar-benar asli. Jika kesulitan memastikan keaslian uang lebih baik menggunakan lampu ultra violet," ujarnya.
Suripan di depan petugas mengakui uang palsu tersebut diperoleh dari seseorang dari Surabaya.
Uang palsu tersebut, selanjutnya diedarkan oleh Risky serta teman-teman lainnya. "Dari uang yang diedarkan, saya mendapatkan bagian 20 persen," ujarnya.
Aswati, tersangka lainnya mengaku terpaksa ikut mengedarkan uang palsu tersebut karena dirinya dijanjikan dari hasil mengedarkan uang palsu tersebut bisa digunakan untuk membayar utangnya kepada Eko.
Ia mengaku baru mengedarkan dua lembar uang palsu dengan cara dibelanjakan di pasar tradisional.
Atas perbuatannya itu, kelima pelaku dapat dijerat dengan pasal 36 ayat (3) Undang-Undang nomor 7/2011 tentang Mata Uang Subsider pasal 245 KUHP tentang Pemalsuan Mata Uang Negara, dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor:
Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2025