DPRD: 50 ribu pelanggan PDAM kesulitan air besih
Kamis, 17 Mei 2018 19:16 WIB
"Dari imbas krisis air bersih di wilayah Semarang bagian timur ini ada sekitar 50 ribu pelanggan yang terdampak," kata Wakil Ketua DPRD Kota Semarang Joko Santoso di Semarang, Kamis.
Belakangan, masyarakat yang tinggal di kawasan timur Semarang mengeluhkan tidak lancarnya air bersih dari PDAM Kota Semarang yang membuat mereka kesulitan memenuhi kebutuhan air bersih.
Menurut dia, permasalahan tersebut sebenarnya bisa menjadi pembelajaran bagi PDAM Kota Semarang untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh, termasuk instalasi yang dimiliki.
"Kami melihat instalasi ini perlu perawatan dan pembenahan. Seperti di bak reservoir Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kudu. Harusnya kedalaman empat meter, tetapi sekarang hanya dua meter," katanya.
Sedimentasi yang sedemikian tinggi, kata dia, membuat kapasitas bak tampung menjadi berkurang yang menunjukkan kurangnya perawatan, termasuk pula instalasi secara menyeluruh.
Lebih lanjut, Joko menyampaikan PDAM harus proaktif mendistribusikan air bersih melalui truk-truk tangki untuk memenuhi kebutuhan air bersih sekitar 50 ribu pelanggan yang terdampak.
"Sekarang ini sudah musim kemarau. Jangan menunggu perbaikan instalasi di Bendung Klambu selesai. Bisa saja, pemerintah membuat sumur bawah tanah sementara di setiap rukun wilayah (RW)," katanya.
Sementara itu, Pejabat Sementara (Pjs) Direktur Utama PDAM Tirta Moedal Kota Semarang M Farchan mengatakan tidak lancarnya aliran air karena pasokan debit air baku ke IPA Kudu berkurang.
"Sekarang ini kan musim kemarau juga. Di Bendung Klambu yang memasok air ke IPA Kudu juga sedang ada proyek rehabilitasi dari Kementerian PUPR. Jadi, pasokan air baku ke Kudu juga berkurang drastis," katanya.
Akibatnya, kata dia, sekitar 50.274 pelanggan PDAM yang berada di wilayah timur Semarang terdampak karena selama ini pasokan air bersihnya memang berasal dari IPA Kudu, sementara wilayah lain tidak masalah.
Meski demikian, kata dia, PDAM Kota Semarang sudah bertindak cepat untuk memenuhi kebutuhan air bersih di wilayah yang terdampak, di antaranya dengan mengambil pasokan air dari sungai lain.
"Pasokan air dari sungai di Gubug yang semula hanya 100 liter/detik (L/s) ditingkatkan jadi 300 L/s, kemudian pasokan dari Sungai Dombo, Sayung, Demak juga sekitar 100 L/s," katanya.
Kemudian, kata dia, mengalihkan untuk sementara sebagian pasokan air di IPA Kaligarang kepada layanan yang dulu pernah disuplai instalasi pipa Gajahmungkur sebelum IPA Kudu dioperasikan.
Selain itu, Farchan mengatakan pasokan air bersih juga terus diupayakan melalui pengiriman truk-truk tangki air bersih yang berjumlah sekitar 15 unit armada melayani setiap harinya.
"Beberapa wilayah yang belum bisa terpenuhi dari IPA Kudu, kami ambilkan dari IPA Kaligarang. Kalaupun masih ada beberapa yang belum teraliri penuh, kami mohon maaf karena kondisinya juga kemarau," ungkapnya.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor:
Immanuel Citra Senjaya
COPYRIGHT © ANTARA 2024