Batang dorong pengembangan kerajinan batik rifaiyah
Selasa, 22 Mei 2018 17:04 WIB
Bupati Batang Wihaji di Batang, Selasa, mengatakan bahwa batik rifaiyah memiliki ciri khas sendiri, keunikan maupun proses pembatikan yang berbeda dengan kerajinan batik lainnya.
"Sekarang ini kami ingin membuktikan apakah betul-betul kerajinan batik rifaiyah tersebut masih ada aktivitas atau tidak. Kami juga masih mengkaji jika kerajinan batik rifaiyah itu `di-booming-kan` minimal pada tingkat daerah. Setelah itu, kita buat regulasi tentang batik itu," katanya.
Ia mengatakan ke depan produk kerajinan batik rifaiyah tersebut juga akan dipadukan dengan paket wisata, artinya wisatawan yang berkunjung ke objek wisata akan diajak ke Kampung Batik Rifaiyah.
"Di situ, wisatawan kita kenalkan bagaimana cara memproses membatik rifaiyah dengan perajin yang ramah" katanya.
Ketua Kelompok Tunas Harapan Batik Rifaiyah Kabupaten Batang Miftakhutin mengatakan bahwa batik rifaiyah merupakan warisan nenek moyang dari keturunan Syech Kiai Ahmad Rifai dari Desa Kali Pucang Wetan, Kecamatan Batang.
Menurut sejarah, kata dia, proses pembuatan batik sebagai media untuk siar agama Islam pada zaman dahulu.
"Pada proses pembuatan batik maka akan dilakukan ritual yang biasa dijalankan sebelum membatik dengan shalat duha terlebih dahulu, membatiknya seringkali diiringi kidung sair berbahasa Jawa dan Arab yang berisi nasihat pada manusia dan lingkungan alam semesta," katanya.
Ia mengatakan batik rifaiyah tidak diklaim komunitas perajin batik rifaiyah tetapi hal itu sudah terjadi akulturasi batik dari daerah lain, seperti Lasem yang berdominan warna merah, Solo dominan warna cokelat, dan Rifaiyah warna biru indigo.
"Pencampuran warna batik itu akan memunculkan jenis batik baru yang diberi nama `Batik Tiga Negeri` khas rifaiyah dan sudah dikembangkan turun penurun," katanya.
Pewarta : Kutnadi
Editor:
Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024