SMKN Warungasem-IPI gencarkan gerakan cinta batik cegah kepunahan
Pelajar SMK Negeri Warungasem Kabupaten Batang sedang melakukan atraksi fashion show di SMKN Warungasem, Selasa (7/1/2025).
Batang (ANTARA) - Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Warungasem Kabupaten Batang, Jawa Tengah, bersama institut Pluralisme Indonesia (IPI) menggencarkan gerakan mencintai batik pada para pelajar sebagai upaya mencegah kepunahan.
Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Warungasem Suyanta di Batang, Selasa, mengatakan bahwa pada kegiatan gerakan cinta batik ini, para pelajar tidak hanya dilatih cara membuat batik tulis saja tetapi juga batik printing.
"Kami mengapresiasi Institut Pluralisme Indonesia yang merasa prihatin terhadap perkembangan batik sekarang ini. Kehadiran IPI ke Batang untuk memberikan pelatihan membatik pada pelajar ini sebagai wujud kecintaan pada batik," katanya.
Menurut dia, sebagai upaya mencegah batik agar tidak punah maka kegiatan sosialisasi semakin diperkuat dengan melibatkan organisasi perangkat daerah terkait, promosi, dan mata pelajaran batik menjadi salah satu pilihan siswa.
"Tanpa ada kegiatan sosialisasi maka pemahaman batik pada para pelajar maupun masyarakat tidak akan menimbulkan minat untuk mencintai batik. Pemahaman ini harus dikuat bahwa batik itu seperti ini dan sejarahnya seperti ini," katanya.
Suyanta mengatakan apabila sudah bisa memperkuat pemahaman tentang batik pihaknya optimistis perkembangan batik akan semakin cepat.
"Misalnya, kami sudah membuka kelas tata busana sehingga membatik sudah menjadi mata pelajaran pilihan, khususnya didesain," katanya.
Direktur Institut Pluralisme Indonesia Williem Kwan Hiwie mengatakan untuk menjaga batik dari ancaman kepunahan maka perlu keterlibatan semua pihak baik seperti dari media sebagai sarana komunikasi atau informasi dan perlu melakukan penelitian agar bisa mengetahui posisi batik daerah sebagai ciri khasnya.
Kemudian hal yang penting lagi, kata dia, mengajak partisipasi generasi muda, khususnya para pelajar tingkat sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan (SMA/SMK), dan sekolah luar biasa (SLB) bisa belajar membatik agar batik terjaga kelestarian.
"Jadi kita harus bisa melengkapi dan memberikan
suport agar para pelajar bisa mengembangkan (kreasi batik) sesuai gayanya. Kami berharap batik sebagai warisan budaya, para pelajar ikut melestarikan batik," katanya.
Pewarta : Kutnadi
Editor:
Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2025