Logo Header Antaranews Jateng

Brazil targetkan awal kompetisi yang kuat di Piala Dunia 2018

Sabtu, 16 Juni 2018 12:42 WIB
Image Print
Dokumentasi tim Brazil (baris depan, kiri-kanan) Oscar, Daniel Alves, Paulinho, Neymar, Marcelo, Hulk, (barisan belakang, kiri-kanan) Julio Cesar, David Luiz, Fred, Thiago Silva, dan Luiz Gustavo, berpose sebelum pertandingan sepak bola mereka persahabatan internasional melawan Serbia , menjelang Piala Dunia 2014, di Stadion Morumbi di Sao Paulo, Jumat, (6/6). (REUTERS/Paulo Whitaker)
Rostov-on-Don, Rusia (Antaranews Jateng) - Brazil telah menunjukkan sinyal-sinyal bahwa mereka mampu menjadi kampiun sepak bola dunia sekali lagi di Rusia, tetapi mereka harus membuat persiapan yang sangat baik di laga pembuka Grup E Piala Dunia 2018 melawan Swiss yang cukup tangguh di Rostov, Minggu.

Juara dunia lima kali itu tampaknya telah kembali ke performa terbaik mereka di bawah pelatih Tite dan menjadi tim pertama yang lolos ke turnamen di Rusia setelah meretas jalan menyelesaikan babak kualifikasi zona Amerika Selatan yang sangat sulit.

Mereka terus menampilkan performa yang luar biasa di pertandingan pemanasan mereka dengan formasi penyerang diisi Willian, Roberto Firmino, Gabriel Jesus, Philippe Coutinho, dan penyerang andalan, Neymar. Semua pemain itu terlihat dalam kondisi bagus saat Brazil menang atas Kroasia dan Austria.

Brasil sempat terhina dengan kekalahan 7-1 dari Jerman di semifinal Piala Dunia lalu sebagai tuan rumah turnamen. Kemerosotan itu berlanjut dengan dua penampilan buruk di Copa America 2015 dan edisi Centenario 2016 yang mengakibatkan pemecatan pelatih Dunga yang berkarakter keras.

Penggantinya adalah Tite yang dikagumi secara luas dan telah membawa klub raksasa Sao Paulo, Corinthians, meraih kemenangan Copa Libertadores pertama mereka pada 2012 serta kemenangan Piala Dunia Klub yang nyaris tidak mungkin atas Chelsea.

Tite memiliki pandangan yang lebih menyerang dibandingkan Dunga dan pelatih sebelumnya Luiz Felipe Scolari, yang merupakan guru pendidikan jasmaniahnya di sekolah. Dampaknya pada tim luar biasa, memenangkan 17 dari 21 pertandingan dan hanya kalah sekali.

Pelatih itu juga memiliki pendekatan baru untuk membangun semangat tim, mengeluarkan posisi pemain sebagai kapten tetap dan berbagi peran di setiap pertandingan dengan tujuan memberi tanggung jawab ekstra kepada setiap pemain.

Salah satu penampilan mereka yang paling mengesankan adalah kemenangan 3-0 atas musuh bebuyutan Argentina di babak kualifikasi sementara kemenangan 1-0 baru-baru ini atas Jerman menjadi pembalasan dendam atas penghinaan mereka pada 2014.

"Kekalahan 7-1 tidak lagi ada di kepala kami, kami memiliki level untuk menjadi juara dunia lagi dan menulis ulang sejarah kami," kata bek Thiago Silva.

"Kami memiliki kepercayaan diri yang lebih besar," tambah pemain tengah Paulinho. "Brazil lebih siap dalam berbagai cara. Itu hanya bagian dari sepakbola. Dalam empat tahun kamu belajar banyak hal."

Berdiri menantang tim Brazil adalah Swiss yang menduduki peringkat keenam dunia setelah memenangkan sembilan pertandingan berturut-turut di babak kualifikasi, meskipun banyak pemain terbaik mereka masuk ke turnamen setelah musim suram bersama klub mereka.

Ujung tombak penyerang Xherdan Shaqiri terdegradasi bersama Stoke City, Granit Xhaka mendapatkan musim yang tidak konsisten dengan Arsenal, sementara penyerang tengah Haris Seferovic gagal memulai satu pertandingan pada tahun 2018 dengan klub raksasa Portugal Benfica.

Pewarta :
Editor: Antarajateng
COPYRIGHT © ANTARA 2024