Brasil vs Meksiko: Prediksi menuju gelar keenam atau akhir derita El Tri?
Senin, 2 Juli 2018 18:33 WIB
Menuju pertemuan kelimanya dengan Brasil pada Piala Dunia, Senin malam 21.00 WIB nanti di Samara Arena, Meksiko sudah enam kali berturut-turut terlempar pada babak gugur, meskipun sudah seribu cara dan metode mereka siapkan dan terapkan tetapi yang mereka temui hanya satu kata, gagal.
Yang juga mencemaskan El Tri adalah sudah empat kali mereka bertemu dengan Brasil pada Piala Dunia dan sudah empat kali itu pula mereka gagal menundukkan lawan terheboh mereka dalam kompetisi apa pun itu.
Padahal, di antara tim-tim yang masih bertahan dalam Piala Dunia 2018 ternyata hanya Meksiko yang paling sering membuat Brasil terluka. Meksiko sudah tujuh kali menang dalam 15 pertandingan terakhirnya melawan Brasil sejak1999.
Tidak heran, kemenangan di Samara Arena nanti bukan hanya demi terus melajunya Meksiko ke puncak turnamen, namun juga untuk menyingkirkan jauh-jauh trauma dan kutukan 16 Besar, sekaligus menciptakan sejarah besar dalam sepak bola negara itu.
Empat tahun lalu di Brasil, Meksiko yang sudah unggul 1-0 sampai menit 88 pada babak 16 Besar, terpaksa gigit jari setelah Wesley Sneijder dan Arjen Robben membuat kemenangan di depan mata raib dirampok Belanda.
Empat tahun sebelum itu pada 2010, perjalanan Meksiko di 16 Besar dihentikan Argentina. Pada Piala Dunia 2006, Argentina pula yang memotong jalan Meksiko tak bisa keluar dari kutukan 16 Besar.
Sebelum itu di Amerika Serikat pada Piala Dunia 2002, Meksiko harus melupakan impian perempatfinal setelah dua gol Brian McBride dan Landon Donovan mengantarkan AS mencegah El Tri masuk Delapan Besar.
Catatan-catatan buruk itu mesti dibuang jauh-jauh oleh Meksiko dan Brasil akan menjadi titik paling penting Meksiko untuk membuat catatan-catatan baru dalam sejarah mereka. Mulai dari menepiskan kutukan, sampai dengan mewujudkan impian besar, menjadi negara keempat di benua Amerika yang menjadi juara dunia setelah Brasil, Argentina, dan Uruguay.
Dan meski statistik selama Piala Dunia yang mereka ikuti tidak terlalu berpihak kepada mereka, Meksiko punya keyakinan bisa menciptakan kejutan pada Piala Dunia kali ini.
Bekal menggulingkan juara dunia Jerman pada pertandingan pertama fase grup, ditambah kenangan manis pada Olimpiade 2012 di London saat mereka mencuri medali emas dari Brasil, adalah bukti El Tri bisa melakukan apa saja yang mereka mau kalau mereka siap.
"Apa alasannya kami tak bisa seperti Yunani di Euro? Apa alasannya kami tak bisa seperti Leicester di Liga Premier? Kami tak ingin membatasi diri kami," kata pemain paling high-profile Meksiko, Javier "Chicarito" Hernandez.
Yunani mengejutkan jagat raya setelah menjadi juara Eropa pada Euro 2004, sedangkan si liliput Leicester City menjadi juara Liga Utama Inggris ketika liga elite Inggris itu berpuluh-puluh tahun dikuasai tim-tim raksasa seperti duo Manchester, Chelsea, Arsenal, dan Liverpool.
Akan halnya Brasil, mereka akan masuk lapangan Samara Arena dengan kepercayaan diri tinggi. Brasil menyandang predikat tim paling sukses dalam Piala Dunia dengan merebut lima trofi juara sejak masuk kompetisi ini pada 1930.
Karena Meksiko tak pernah bisa mengalahkan Brasil, dan bahkan tak bisa mencetak satu gol pun dalam empat pertemuannya dengan Selecao, juara dunia lima kali ini tidak akan ragu memasang formasi paling mengerikan 4-2-4.
Formasi itu pernah membawa Brasil juara dunia pada 1958 dan 1970. Formasi yang dikembangkan dari sistem diagonal ini pertama kali diadopsi oleh klub sepak bola Brasil, Sao Paolo dan Santos. Klub terakhir ini adalah klub asal Neymar sebelum hijrah ke Eropa.
Meski mengakhiri fase grup tidak sesempurna Kroasia, Belgia dan Uruguay, Brasil memiliki faktor yang membuat siapa pun takut menghadapinya, kecuali mungkin Meksiko yang menjadi di antara sedikit negara yang paling sering mengalahkan Brasil.
Inggris saja memilih bermain aman agar tidak menjadi juara grup sehingga tidak bertemu dengan Brasil sampai final nanti, jika keduanya terus merangsek ke panggung utama Piala Dunia 2018.
Canarinho mengakhiri fase grup dengan kemenangan meyakinkan 2-0 atas Serbia. Mereka finis dua poin di atas runner-up Grup E, Swiss. Dan sejauh ini, Neymar dan Philippe Coutinho menjadi dua pemain Canarrinho paling hebat selama Piala Dunia 2018.
Kedua pemain akan kembali menjadi bagian paling instrumental dan paling inspiratif saat melawan Meksiko.
Niat Meksiko untuk tampil menyerang, padahal lawan yang dihadapinya pada 16 Besar ini sangat bahagia jika lawan yang dihadapinya bermain seterbuka dengan mereka, memberi kesempatan Neymar untuk unjuk gigi dan membuktikan lebih hebat dari dua superstar sepak bola dunia yang telah lebih dulu angkat kaki dari arena; Lionel Messi dari Argentina dan Cristiano Ronaldo dari Portugal.
Dan Neymar punya segalanya untuk memulai proyek besar merayu dunia untuk menyematkan predikat paling hebat di dunia kepada dirinya, karena paling tidak selama turnamen Rusia sejauh ini striker Paris St Germain itu telah menggiring bola lebih banyak dibandingkan dengan pemain-pemain mana pun yang bertanding di Rusia, dengan catatan 42, atau 14 di atas pesaing paling dekatnya, Lionel Messi. Tidak itu saja, Neymar menciptakan 18 peluang gol yang merupakan paling banyak dibandingkan dengan pemain mana pun yang bertanding pada turnamen Rusia ini.
Sejak ditahan seri 1-1 pada pertandingan pertamanya, grafik permainan Brasil terus menanjak. Ini tidak lepas dari mentalitas juara yang terus meningkat dan selalu ingin menang karena menganggap semua pertandingan penting, tak mau berjudi dengan skenario pertemuan dengan tim lain pada babak berikutnya.
"Setelah kami seri pada pertandingan pertama, sejak itu pula kami menganggap pertandingan sudah masuk babak knockout, itulah mengapa kami menang," kata bek tengah Thiago Silva.
Oleh karena itu, menjadi sangat tidak mengejutkan jika Brasil sudah menganggap laga melawan Meksiko nanti sebagai kerja rutin semata, karena kalau tim-tim lain baru menganggap knockout dimulai pada pertandingan keempatnya, Brasil sudah bersiap dua langkah di depan dengan menganggap pertandingan kedua fase grup melawan Kosta Rika silam sebagai babak knockout.
Dalam kata lain, Brasil sudah siap melawan Meksiko, sudah siap mengalahkan El Tri, apa pun catatan positif di masa lalu yang dipanggul Meksiko ketika menghadapi Brasil.
Lebih dari itu, laga melawan Meksiko akan dianggap oleh pelatih Adenor Leonardo Bacchi yang lebih akrab disapa Tite, sebagai katalisator untuk mengantarkan Brasil merebut Piala Dunia keenamnya.
Dan Brasil punya alasan untuk angkuh terhadap Meksiko karena dalam empat pertemuan dengan El Tri pada Piala Dunia sebelumnya, tidak satu kali pun gawang Brasil dibobol Meksiko. Total pada empat pertemuan Piala Dunia sebelumnya antara kedua negara, Brasil unggul 11-0.
Apa pun susunan pemain Brasil dan Meksiko nanti, satu hal yang sangat pasti Brasil akan menyerang Meksiko laksana badai yang hanya akan berhenti ketika wasit meniup peluit tanda pertandingan berakhir.
PERKIRAAN SUSUNAN PEMAIN
Kedua tim sudah siap menurunkan pemain-pemain lapar gol dalam formasi sangat agresif 4-2-4 pada Brasil dan empat gelandang ditambah dua gelandang serang yang bisa berlaku sebagai striker dalam formasi 4-3-3 pada Meksiko. Pertandingan ini akan sangat mengasyikan untuk ditonton karena dua tim sudah bersumpah untuk menyerang. Brasil tentu saja senang sekali Meksiko mengadopsi pendekatan bermain terbuka yang jika terjadi akan menjadi yang pertama dalam empat pertandingan yang dijalani Brasil selama turnamen ini bakal menghadapi tim berorientasi menyerang.
Brasil (4-2-4): Alisson; Fagner, Thiago Silva, Miranda, Filipe Luis; Casemiro, Paulinho; Willian, Philippe Coutinho, Neymar, Gabriel Jesus
Meksiko (4-3-3): Guillermo Ochoa; Miguel Layun, Hugo Ayala, Carlos Salcedo, Jesus Gallardo; Hector Herrera, Jonathan Dos Santos, Andres Guardado; Carlos Vela, Javier Hernandez, Hirving Lozano
PREDIKSI SKOR:
The Sun: 3-0 untuk Brasil
Sky: 2-0 untuk Brasil
Sport Illustrated: 3-1 untuk Brasil
Pewarta : Jafar M Sidik
Editor:
Mugiyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024