Logo Header Antaranews Jateng

Belgia menang berkat kolektivitas, bukan permainan individu

Minggu, 15 Juli 2018 08:47 WIB
Image Print
Pemain depan Belgia Eden Hazard. (Kirill KUDRYAVTSEV / AFP)
St Petersburg (Antaranews Jateng) - Belgia mengalahkan Inggris 2-0 pada pertandingan perebutan juara ketiga Piala Dunia, Sabtu, untuk mengamankan prestasi terbaik mereka di Piala Dunia sejak meraih posisi keempat pada turnamen 1986 di Meksiko.

Belgia yang menang berkat gol Thomas Meunier dan Eden Hazard, mengakhiri perjuangan pasukan Gareth Southgate dengan dua kekalahan beruntun, kekalahan pertama terjadi pada fase penyisihan grup.

Pelatih Belgia Roberto Martinez menyatakan bahwa anak asuhnya berhak mendapatkan kemenangan karena kerja keras yang koletif sebagai sebuah tim, bukan mengandalkan bakat-bakat individu.

"Ini semua mengenai pencapaian itu. Menurut saya para pemain berhak atas hal ini," kata pelatih Belgia Roberto Martinez.

"Apa yang kita lihat di Piala Dunia ini adalah pemain-pemain yang tidak ingin bergantung lagi kepada bakat, mereka ingin benar-benar bekerja sebagai tim, menjadi grup pemain yang akan melakukan segalanya untuk mencapai hasil-hasil."

Inggris tampil lebih baik pada sebagian besar babak kedua, namun dengan kapten Harry Kane yang terlihat kelelahan, ketajaman Belgia di sepertiga terakhir lapangan terbukti sangat menentukan.

"Pertandingan ini memperlihatkan masih ada ruang untuk perbaikan," kata Kane.

"Kami bukan tulisan yang telah selesai. Kami tidak ingin menunggu 20 tahun lagi untuk berada di semifinal dan pertandingan-pertandingan besar. Kami perlu berkembang, kami perlu tampil lebih baik namun hal itu akan datang."

Jalannya pertandingan

Gol Meunier tercipta setelah Romelu Lukaku mengirimkan bola yang tertuju kepada Nacer Chadli yang menggebrak di sektor sayap dan menyodorkan bola mulut gawang, dan sang gelandang dengan percaya diri menaklukkan Jordan Pickford.

Gol ini membuat Belgia memiliki sepuluh pencetak gol yang berbeda di Piala Dunia ini -- menyamai rekor yang ditorehkan Prancis pada 1982 dan Italia pada 2006.

Ketika pelatih Inggris Gareth Southgate melakukan lima perubahan terhadap tim yang kalah dari Kroasia, pelatih Belgia Roberto Martinez hanya melakukan dua perubahan.

Meunier kembali setelah menjalani skors dan Youri Tielemans tampil sejak awal untuk mengisi posisi Marouane Fellaini di lini tengah, di mana Belgia memainkan lini depan terkuat mereka dalam diri Lukaku, Kevin De Bruyne, dan Eden Hazard.

De Bruyne berpeluang mengubah skor menjadi 2-0 pada menit ke-12 ketika ia mendapat bola di dekat tiang gawang setelah John Stones terpeleset, namun tembakannya dapat dengan mudah diantisipasi Pickford.

Kane, pencetak gol terbanyak di turnamen ini dengan enam gol, memiliki peluang ketika mendapat operan dari Raheem Sterling pada menit ke-24, namun tembakan yang dilepaskannya dari posisi kurang seimbang masih melebar.

Southgate memasukkan Marcus Rashford untuk menggantikan Sterling dan Jesse Lingard untuk menggantikan Danny Rose saat turun minum dan hal itu berbuah hasil positif, di mana Inggris tampil lebih baik pada babak kedua.

Toby Alderweireld harus menyapu bola sepakan Eric Dier sebelum melewati garis gawang setelah pergerakan bagus gelandang Tottenham Hotspur itu dan Rashford mengakhirinya dengan sepakan cungkil melewati kiper Belgia Thibaut Courtois.

Dier dan Harry Maguire menanduk bola melebar dari posisi yang bagus, sedangkan di sisi lain lapangan Meunier hampir menambahi gol kedua dengan sepakan voli kerasnya yang masih dapat ditahan Pickford.

Namun hasil pertandingan ini sudah ditentukan ketika De Bruyne menggebrak dari lini tengah dan mengirimkan umpan terobosan kepada Hazard, yang menaklukkan Phil Jones untuk kemudian melepaskan tembakan ke sudut bawah gawang.

Prancis akan berhadapan dengan Kroasia pada final yang berlangsung di Stadion Luzhniki di Moskow pada Minggu.

Pewarta :
Editor: Antarajateng
COPYRIGHT © ANTARA 2024