Ma'ruf: Cara dakwah Kiai Gribig bisa dijadikan contoh
Rabu, 24 Oktober 2018 23:57 WIB
"Kiai Ageng Gribig ternyata penyebar Islam di daerah Mataram ini, dan caranya dilakukan dengan damai santun, dan toleran serta tidak terjadi kegaduhan pada saat itu," kata Ma'ruf Amin di sela menghadiri peringatan Haul Kiai Ageng Gribig, di kompleks Makam Kiai Ageng Gribig Desa/Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Rabu malam.
Menurut Ma'ruf Amin, cara Kiai Ageng Gribig dalam menyebarkan agama Islam tidak menimbulkan konflik-konflik, sehingga cara-cara seperti ini dalam berdakwah yang harus dilestarikan, dan dikembangkan. Boleh menyebarkan macam-macam agama, tetapi tetap nenjaga keutuhan bangsa dan negara.
"Kiai Ageng Gribig ini sangat berjasa karena beliau, umat Islam memperoleh hidayah dari Allah SWT," kata Ma'ruf yang didamping Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
Kiai Ageng Gribig merupakan salah satu pelanjut menyebar ajaran-ajaran Islam di Indonesia, dan berkat beliau umat Islam memperoleh hidayah yang luar biasa. Yang menarik buat Umat Islam yaittu cara berdakwah beliau tidak ada paksaan, tetapi dengan cara toleran. Menanamkan cara saling mencintai dan menyayangi, serta tidak saling membenci.
Menurut dia, Indonesia negara yang majemuk yang perlu dijaga agar tidak terjadi konflik antarsesama bangsa ini. Indonesia bersyukur karena memiliki landasan yang kuat dalam berbangsa dan bernegara yakni Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Dua hal ini, NKRI terbentuk dan negara dibangun dengan berdasarkan kesepakatan.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan kedatangan bersama Ma'ruf Amin tersebut untuk meresmikan pemugaran bangunan makam dan bangsal makam Kiai Ageng Gribig sekaligus peringatan haulnya di Desa/Kecamatan Jatinom Klaten.
Menurut Airlangga, hal tersebut rangkaian acara yang dilanjutkan sebar apem atau Y"aaqowiyyu" yang akan digelar di komplek dekat pemakaman, Jumat (26/10).
Airlangga menjelaskan Kiai Ageng Gribig merupakan keturunan dari Prabu Brawijaya, yang menyebarkan agama Islam di daerah Mataram sekitar 1600. Dan kebetulan yang membangun bangsalnya (makam Kiai Ageng Gribig) ini adalah ayahnya, 1992. Hal ini, amanat dari ayahnya untuk merapikan bangsal di dalam kompeks makam.
"Tempat ini, zaman dahulu sebagai pusat penyebaran Agama Islam dan banyak santri yang berguru kepada Kiai Ageng Gribig. Murid santri yang banyak, beliau dan Nyai-nya membuat kue apem yang dibagikan kepada santrinya. Budaya itu, tetap dilestarikan hingga sekarang di wilayah ini," katanya.
Pada acara haul Kiai Ageng Gribig tersebut digelar pengajian dengan dihadiri oleh seribuan orang santri dan umat Islam dari berbagai daerah. Acara pengajian dengan menghadirkan seorang ustad terkenal, Habib Muhammad Lutfi Bin Yahya di lapangan Klampeyan Jatinom Klaten.
Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor:
Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2025