Logo Header Antaranews Jateng

Untuk pariwisata yang makin didoyani

Senin, 18 Februari 2019 11:42 WIB
Image Print
Sekelompok penggemar motor besar berwisata ke Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Sabtu (16/2). (Foto: Dok. HDCI eks-Keresidenan Kedu)
Pembangunan sektor kepariwisataan makin menunjukkan hasil nyata dengan semaraknya pergerakan aktivitas masyarakat baik lokal, nusantara, maupun mancanegara untuk berkunjung ke berbagai objek.

Tak hanya objek wisata unggulan yang menjadi sasaran masyarakat dari segala kalangan berkunjung, tetapi juga berbagai tempat wisata desa dengan aneka langgam daya pikat yang ditawarkan pun, tak kalah menariknya.

Boleh disebut Program Dana Desa memiliki peranan kuat dalam menghadirkan desa wisata karena masyarakat beroleh energi yang cukup untuk menggali dan mengelola potensi desanya bagi pengembangan sektor yang sedang tren itu.

Daya pikat wisata yang ditawarkan, antara lain berupa keindahan dan panorama alam, keaslian kehidupan sehari-hari masyarakat desa, tradisi seni dan budaya, beragam atraksi dan festival wisata, ragam kuliner khas daerah, serta aneka produk kerajinan masyarakat.

Gaya hidup masyarakat pada era digital membuat pengelola berbagai objek wisata menyediakan tempat swafoto. Itulah salah satu sarana ampuh mengapitalisasi promosi wisata karena pengunjung umumnya bergegas mengunggah pose narsisnya di akun media sosial.

Mungkin bisa dikatakan selama beberapa tahun terakhir kebangkitan sektor pariwisata menemukan momentum dan jalannya sehingga masyarakat bersama-sama pihak pemerintah, organisasi, dan pelaku kepariwisataan menjadi bergairah menghadirkan dan menghidupinya.

Bahkan, saking demen dengan wisata, tradisi kenduri dan hajatan desa sekali pun, oleh karena ada segelintir tamu luar daerah yang hadir, sampai-sampai dikatakan tidak lepas dari perspektif kepariwisataan.

Kalau sedemikian latahnya, tahun politik dengan ingar-bingarnya saat ini pun bisa-bisa dipandang dari sudut sektor itu, lalu disebut wisata pesta demokrasi. Barangkali juga, agenda rapat kerja pegawai suatu kantor atau kegiatan suatu organisasi, beroleh tambahan acara untuk penyegaran dalam wujud "outbound" menjadi wisata raker.

Nyaris sepanjang tahun, entah musim hujan maupun kemarau, masa libur panjang maupun libur karena kelender "merah", di berbagai objek wisata ada saja pengunjung atau pun pengemasan aktivitas untuk menarik pengunjung.

Pengelola objek wisata mesti selalu mengecek jaminan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan pengunjung, terutama saat puncak musim hujan seperti sekarang ini, guna mencegah kecelakaan wisata dan menjaga citra objek tetap moncer.

Kehadiran wisatawan ke suatu objek, diidentikan dengan jatuhnya pundi-pundi pendapatan perekonomian, baik bagi daerah, pelaku wisata, maupun masyarakat setempat. Begitu pula sebaliknya, objek wisata yang sepi pengunjung, sepi pula putaran roda perekonomian.
 
Kepariwisataan yang terus hidup itu tidak berdiri sendiri. Ia tumbuh dan berkembang karena bekerja sama secara sinergis dan saling menguntungkan dengan segala aspek, termasuk berjejaring dengan banyak pihak.

Selain itu, butuh kekuatan kreatif serta inovatif dalam memanfaatkan perkembangan kemajuan teknologi dan informasi, supaya orang selalu ingin mengulangi kunjungan dan menarik lainnya untuk ikut datang ke objek wisata itu.

Semakin sektor pariwisata didoyani masyarakat, baik dalam maupun luar negeri, semakin kuat daya tumbuh kembangnya untuk mempererat kerja sama pengelolaan, dan tentunya dampak positifnya bagi kemajuan perekonomian.

Pewarta :
Editor: Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024