GPH Haryo Mataram jadi nama aditorium UNS

Rabu, 20 Februari 2019 17:35 WIB

Rektor UNS pada peresmian nama Auditorium UNS di Kampus UNS (Foto: Aris Wasita)

Solo (Antaranews Jateng) - Gusti Pangeran Haryo (GPH) Haryo Mataram dipilih menjadi nama Gedung Auditorium Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jawa Tengah.

"Penggunaan nama ini karena beliau merupakan salah satu tokoh sejarah yang berjasa bagi UNS, beliau merupakan Rektor pertama UNS," kata Rektor UNS Ravik Karsidi pada Peresmian Nama Auditorium UNS di Kampus UNS, Rabu.

Ia berharap dengan pemberian nama tersebut generasi mendatang tidak "kepaten obor" atau kehilangan sejarah yang berakibat generasi UNS bisa menjadi buta terhadap sejarahnya sendiri.

"Kalau kelak UNS dikelola oleh siapa saja yang tidak paham terhadap sejarah UNS maka akan susah mencari kebanggaan pada dirinya sendiri karena buta sejarah. Kalau tidak punya kebanggaan diri bagaimana kita bisa melaksanakan kewajiban membawa UNS ke arah yang lebih baik," katanya.

Mengenai sejarah singkat Haryo Mataram, dikatakannya, sempat menjabat sebagai Rektor UNS pada periode 1976-1977. Menurut dia, selama satu tahun bertugas, salah satu keberhasilannya adalah membentuk Statuta Universitas Negeri Surakarta Sebelas Maret pada 14 Mei 1976.

"Pada awal berdirinya, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 1976 Tentang Pendirian Universitas Negeri Surakarta Sebelas Maret Pasal 1 terdapat sembilan fakultas yaitu Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan, Fakultas Sastra Budaya, Fakultas Ilmu Politik, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Kedokteran, Fakultas Pertanian, dan Fakultas Teknik," katanya.

Ia mengatakan Haryo juga dikenal sebagai seorang akademisi yang ahli di bidang ilmu hukum humaniter.

"Beliau pernah menempuh Pendidikan Hukum di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 1956," katanya.

Menurut dia, semasa muda tepatnya pada tahun 1948 putra bangsawan Paku Buwono X ini juga pernah menempuh pendidikan di Akademi Militer. Bahkan Haryo sempat menjabat sebagai staf ahli di Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) Jakarta.

Ia mengatakan beberapa karya buku Hukum Humaniter yang pernah dibuat oleh Haryo di antaranya berjudul Bunga Rampai Hukum Humaniter (Hukum Perang), Hukum Humaniter dengan Doktrin Hankamrata, Beberapa Perkembangan dalam Hukum Internasional, dan Hukum Humaniter: Kumpulan Tulisan.