Kisah hijrah inspiratif Soraya Larasati
Sabtu, 1 Juni 2019 18:34 WIB
Hal inilah yang pernah terjadi pada selebritas Soraya Larasati sebelum memutuskan berhijrah 7 tahun silam.
Soraya mengaku sering tergoda untuk tak berpuasa saat bersekolah, kendati ia sudah diajarkan berpuasa sejak sekolah dasar.
"Aku muslim dari lahir. Muka boleh Tionghoa tapi muslim. Dulu aku sekolah di sekolah Katolik, sedangkan aku muslim sendiri. Ketika ada promo-promo di kantin, buy one get one, bakso harga miring, aku tergiur," kata dia di Jakarta beberapa waktu lalu.
Begitu juga untuk urusan salat, ia mengaku beribadah hanya jika ingat saat itu.
Hingga pada tahun 2008, perempuan kelahiran tahun 1986 itu tiba-tiba menyadari ada kehampaaan dalam hatinya.
"Kayak tiba-tiba seperti diberi hidayah. Pada dasarnya manusia itu hanif, baik. Tetapi kadang-kadang salah gaul, kurangnya pendidikan agama. Hidup merasa hampa saja," tutur Soraya.
Seorang kolega lalu menyarankannya melakukan salat dan ibadah lainnya yang menjadi kewajiban seorang muslim.
"Lalu ada yang ngasih tahu, salat saja. Aku kan muslim ya salat. Setelah salat aku merasa adem, entah itu karena air wudhu yang masih menempel atau apa," ujar dia.
Perlahan, dia memperbaiki salatnya. Dari yang semula hanya jika ingat, menjadi lima waktu. Dari yang semula diiringi hati yang berat menjadi ikhlas.
Begitu juga dengan puasa di Ramadhan, dia mencoba menjalankannya penuh tanpa drama bolong-bolong kecuali saat menstruasi.
Pada tahun 2010, dia menjalankan ibadah umrah ke Tanah Suci dan berdoa segera mendapatkan jodoh.
Dua tahun kemudian, doanya terkabul. Soraya menikah dengan lelaki pilihannya dan kini dikaruniai dua orang anak.
Rasa hausnya menerapkan ajaran-ajaran Islam lalu menuntunnya berhijab hingga saat ini.
"Kalau sudah menuju kebaikan maunya lebih-lebih. Berniat cari jodoh, doa saat umroh di 2010. Akhirnya menikah tahun 2012. Dari situ punya anak, ingin lebih taat lagi, berhijab baru," kata perempuan penyuka gorengan itu.
Di Ramadhan tahun ini, Soraya bertekad menjadi pribadi yang semakin taat beribadah, salah satunya rajin menjalankan sunnah-sunnah seperti tarawih berjamaah dan tahajud di malam hari.
"Berusaha menjaga salat tarawih di masjid, tahajud dijaga yang sunnah-sunnah. Dulu kan enggak. Enggak pakai tahajud," kata dia.
Pewarta : Lia Wanadriani Santosa
Editor:
Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2024