Logo Header Antaranews Jateng

BI optimistis UMKM mampu gerakkan ekonomi nasional

Jumat, 2 Oktober 2020 13:17 WIB
Image Print
Kepala BI Kantor Perwakilan Surakarta Bambang Pramono saat membuka kegiatan Kenduren UMKM secara virtual. ANTARA/Aris Wasita
Solo (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) optimistis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mampu menggerakkan ekonomi nasional mengingat sektor tersebut memiliki kontribusi yang cukup besar pada produk domestik bruto (PDB) dalam negeri.

"Kontribusi UMKM pada PDB mencapai 60 persen di tahun 2019 dan kontribusi pada ekspor mencapai 14 persen," kata Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Surakarta Bambang Pramono pada pembukaan acara "Berkembang dan Berinovasi Menjadi UMKM Keren" (Kenduren UMKM) dengan tema "Batik untuk Kehidupan: Dulu, Masa Kini, dan Masa Depan" secara virtual di Solo, Jumat.

Selain itu, dikatakannya, UMKM juga memiliki peranan strategis dari sisi sarana pengentasan kemiskinan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah. Menurut dia, mengingat kontribusi tersebut sudah sewajarnya UMKM menjadi sektor prioritas yang terus didorong dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca juga: Pemerintah Kota Pekalongan latih kiat pemasaran produk UMKM

Meski demikian, dikatakannya, saat ini UMKM masih dihadapkan beberapa kendala, di antaranya keterbatasan akses pasar, daya saing, minimnya pemanfaatan teknologi, dan keterbatasan akses pembiayaan. Kondisi tersebut ditambah dengan imbas pandemi COVID-19 pada lesunya UMKM.

"Oleh karena itu, kami mengadakan rangkaian Kenduran UMKM. Ini upaya strategis dan upaya pengembangan UMKM dan daya saing jadi sumber pertumbuhan ekonomi baru dalam mendukung upaya pemulihan baik daerah maupun nasional," katanya.

Ia mengatakan beberapa rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan pada Kenduren UMKM selama bulan Oktober tersebut, di antaranya webinar terkait pengembangan UMKM dalam rangka pemulihan ekonomi nasional dan "Technolink".

"Pada 'technolink' ini, BI bekerja sama dengan OJK dan Pemerintah Kota Surakarta memfasilitasi industri kecil dan menengah di Soloraya untuk memperoleh akses pembiayaan, akses pemasaran, dan meningkatkan digitalisasi IKM terutama pada transaksi nontunai dengan menggunakan QRIS," katanya.

Sementara itu, Deputi Bank Indonesia Rosmaya Hadi mengatakan di perekonomian domestik dampak pandemi tercermin pada capaian PDB nasional triwulan II tahun 2020. Ia mengatakan pandemi COVID-19 berdampak ke hampir seluruh sektor ekonomi termasuk UMKM.

"Data Kementerian Koperasi dan UMKM menunjukan sekitar 68 persen UMKM mengalami penurunan penjualan. Di samping adanya kesulitan permodalan, permasalahan lain adalah distribusi serta pasokan bahan baku. Kami melihat telah adanya indikasi pemulihan mobilitas pascarelaksasi PSBB, meskipun aktivitas ekonomi belum kembali kepada level sebelum pandemi COVID-19," katanya.

Terkait hal itu, pihaknya optimistis UMKM tetap dapat menjadi penggerak ekonomi Indonesia ke depan dan memiliki kontribusi sentral dalam periode pemulihan ekonomi saat ini.

"Kami melihat UMKM kita cukup mampu beradaptasi di periode 'new normal'. Namun, UMKM perlu terus melakukan penyesuaian untuk menjalankan usaha sesuai dengan protokol kesehatan. UMKM juga perlu lebih tangkas dalam menangkap peluang baru yang muncul dari perubahan perilaku konsumen sehingga UMKM perlu melakukan beragam inovasi," katanya.

Terkait hal itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan Bank Indonesia memiliki peranan strategis untuk ikut mengentaskan UMKM khususnya di Jawa Tengah yang selama pandemi ini mengalami kesulitan penjualan.

Ia mencontohkan banyak produk menarik dan unik dari Jawa Tengah yang layak difasilitasi pemasarannya, di antara kain lurik dari Kabupaten Klaten dan cendera mata seperti pensil yang dilapisi dengan kain batik dari kawasan wisata Candi Borobudur, Magelang.

"Hari ini (pelaku usaha tersebut) agak kesulitan mengekspor. Bank Indonesia punya peran penting untuk fasilitasi itu, harapannya desainer terinspirasi untuk membuat sesuatu," katanya.

Ia juga meminta seluruh pihak di antaranya BUMN dan pejabat untuk mau berbelanja produk-produk UMKM tersebut agar para pelaku usaha ini makin kuat khususnya di tengah pandemi COVID-19.

"Sebenarnya kekuatan ini kita butuhkan, ayo kita paksa BUMN, pejabat ayo beli semuanya. Hedonis sebentar tidak apa-apa, kreasi mereka akan muncul, mereka akan kuat, kita ikat dengan spirit gotong-royong," katanya.

Baca juga: Terdampak pandemi, UMKM tunggu RUU Cipta Kerja segera disahkan
Baca juga: Dekranasda Banyumas gandeng "Youtubers" promosikan UMKM


Pewarta :
Editor: Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024