Logo Header Antaranews Jateng

Informasi resmi KIPI sulit diakses publik

Jumat, 4 Juni 2021 14:05 WIB
Image Print
Pakar Biologi Molekuler dan Vaksin, Ines Atmosukarto, saat menyampaikan pemaparan dalam acara diskusi "Umpan Balik Warga Terkait Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19" yang digelar secara virtual, Jumat (4/6/2021). ANTARA/Andi Firdaus
WhatsApp saya penuh informasi soal KIPI dan banyak yang ngaco (informasinya). Ini salah satu pekerjaan rumah (PR) besar Kementerian Kesehatan
Jakarta (ANTARA) - Pakar biologi molekuler dan vaksin Ines Atmosukarto menyatakan masyarakat masih kesulitan mengakses informasi resmi dari pemerintah seputar kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) vaksin COVID-19.

"WhatsApp saya penuh informasi soal KIPI dan banyak yang ngaco (informasinya). Ini salah satu pekerjaan rumah (PR) besar Kementerian Kesehatan," katanya dalam diskusi "Umpan Balik Warga Terkait Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19" yang digelar secara virtual, Jumat siang.

Peneliti pada bagian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu mengatakan KIPI merupakan suatu proses dari pemberian vaksin yang saat ini disadari oleh masyarakat terjadi di sekitar mereka.

Pemerintah memiliki kewajiban untuk menyampaikan segala informasi terkait KIPI secara transparan kepada masyarakat. "Kita sadari KIPI akan ada pada proses vaksinasi. Tapi bagaimana ini bisa sampaikan ini kepada masyarakat. Hal ini bisa dibarengi transparansi dari Komnas KIPI," katanya.

Ines mengatakan informasi tersebut bisa disiarkan pemerintah melalui berbagai kanal informasi yang mudah diakses publik, misalnya website milik Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Saya cari (informasi KIPI) tidak dapat. KIPI ringan dan berat di Indonesia saya belum tahu," katanya.

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan transparansi informasi seputar KIPI sebagai masukan yang baik untuk pemerintah.

"Tapi perlu diketahui bersama, Komnas KIPI didesain sebagai lembaga independen. Kalau ini masukan masyarakat untuk bisa memahami, kita sampaikan ke Komnas KIPI sebab dia berbeda penanganan KIPI dengan BPOM. Kalau BPOM lebih pada kualitas vaksin," katanya.
 

Pewarta :
Editor: Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2024