Harga sayuran di sentra pertanian Boyolali melonjak
Sabtu, 31 Juli 2021 08:36 WIB
Wiyono (38), petani di Dukuh Jarak, Desa Jrakah, Boyolali, Sabtu, mengatakan kenaikan harga sayuran di tingkat petani karena persediaan barang berkurang drastis pada memasuki musim kemarau, Juli 2021.
Wortel yang menjadi andalan petani di lereng Merapi Merbabu, biasanya dijual Rp4.000/kg kini naik menjadi Rp9.000/kg, kubis dari Rp1.500/kg menjadi Rp5.000/kg, brokoli dari Rp10.000/kg menjadi Rp16.000/kg, loncang yang biasa dijual Rp3.000/kg kini menjadi Rp8.000/kg, tomat dari Rp10.000/kg kini menjadi Rp12.000/kg, dan kentang dari Rp10.000/kg menjadi Rp12.000/kg.
Menurut Wiyono, berkurangnya produksi komoditas sayuran di daerah Selo karena sudah memasuki musim kemarau dan banyak petani beralih menanam tembakau sehingga memengaruhi pasokan komoditas pertanian ke pasar.
Dia mengatakan lahannya seluas 2.000 meter persegi ditanami tembakau dan hanya sebagian kecil ditanami sayuran karena pada musim kemarau persediaan air sudah makin sulit.
Sayuran asal Selo, kata dia, dikirim ke sejumlah daerah, antara lain, kepada para pedagang di Pasar Cepogo Boyolali, Solo, Klaten, Semarang, dan Magelang, hingga Yogyakarta.
Hal sama dikatakan Sukarti (42). Petani di Desa Jrakah menyatakan memasuki musim kemarau, yang dibarengi dengan kesulitan air untuk tanaman sayuran, banyak petani beralih menanam tembakau yang tidak membutuhkan air banyak.
Sukarti mencontohkan harga wortel di tingkat petani biasanya dijual sekitar Rp4.000/kg kini melonjak menjadi Rp9.000/kg. Padahal, harga wortel pada bulan sebelumnya sempat anjlok hanya Rp2.500/kg karena kekurangan air sehingga mutu hasil panen tidak maksimal.
Sukarti mengaku nemiliki lahan sekitar satu hektare dan kini ditanami tembakau yang tidak membutuhkan air banyak dan sebagian sayuran seperti loncang, brokoli, dan wortel. Pada musim kemarau sayuran sulit berkembang dengan baik karena kekurangan pasokan air.
Kepala Desa Jrakah Tumar mengatakan para petani di lereng Merapi Merbabu rata-rata menanam sayuran dan tidak pernah putus. Tanam sayuran hanya membutuhkan waktu dua hingga 3 bulan langsung bisa panen.
Namun, kata dia, kendala yang sering dihadapi petani hanya karena sulitnya kebutuhan air sehingga setiap musim kemarau tiba mereka memilih lahannya ditanami tembakau.
"Sekitar 90 persen lahan yang dimiliki petani saat kemarau ditanami tembakau dan sisanya sayuran," kata Tumar.
Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor:
Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2024