Logo Header Antaranews Jateng

Gubernur Ganjar sarankan Dasa Bakul diterapkan di pasar agar disiplin prokes

Selasa, 10 Agustus 2021 04:05 WIB
Image Print
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berkunjung ke Pasar Kaliwungu, Kabupaten Kendal. ANTARA/HO-Humas Pemprov Jateng
Kendal (ANTARA) -
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyarankan konsep Dasa Bakul bisa diterapkan di pasar-pasar sebagai upaya menerapkan kedispilinan protokol kesehatan antarpedagang.

"Saya tadi menyarankan, kalau dalam sistem sosial kita ada Dasa Wisma, sepuluh rumah saling kontrol, saling bantu, dan saling bisa mengerti maka kalau di pasar nanti ada Dasa Bakul atau dasa penjual. Artinya sepuluh bakul yang saling mengingatkan dengan model pasar yang seperti ini akan gampang," katanya usai mengecek Posko Pasar Sehat di Pasar Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Senin.

Ia menjelaskan konsep Dasa Bakul bisa didesain dengan menata tiap 10 pedagang yang berdekatan dan masing-masing memiliki tugas serta tanggung jawab saling mengingatkan terkait dengan disiplin protokol kesehatan, seperti pemakaian masker dengan baik dan sering mencuci tangan.

"Kalau (salah satu pedagang, red.) maskernya melorot, diingatkan, mungkin mereka tidak sadar kalau sering bayar-membayar pakai uang, inikan sebenarnya media (penyebaran virus, red.), maka diingatkan sering cuci tangan. Sebenarnya hal simpel saja, bagaimana mereka bisa saling menjaga, termasuk saling jaga jarak," ujarnya.

Ganjar melakukan pengecekan pasar bersama Forkompinda Jateng dan Kabupaten Kendal tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa protokol kesehatan di pasar tertata dan berjalan dengan baik.

Di Pasar Kaliwungu sudah menerapkan standar operasional prosedur (SOP) protokol kesehatan yang ketat.

Pengecekan suhu tubuh dan kelengkapan seperti pemakaian masker dilakukan sejak pedagang dan pembeli masuk ke pasar.

Selain itu, petugas di pasar menyiapkan masker apabila ada masyarakat yang datang tanpa memakai masker, termasuk dengan vaksinasi yang rutin dilakukan di pasar tersebut.

"Tadi saya tanya di dalam biasanya ramai pada hari Sabtu dan Minggu, maka pada hari itu perlu dilakukan kontrol, kalau ada mahasiswa dan petugas di sini yang menjadi polisi COVID-19 maka jika ada yang tidak beres langsung diingatkan. Ini kemudian menjadi 'eling lan ngelingke'. 'Eling' kita menggunakan prokes, 'ngelingke' kalau kemudian yang lain tidak menggunakan prokes dengan baik," kata Ganjar.

Selain Pasar Kaliwungu Kendal, ada beberapa pasar di berbagai daerah di Jawa Tengah yang dijadikan percontohan pasar sehat, di antaranya di Kabupaten Pati dan Grobogan yang juga sudah diujicobakan.

Menurut Ganjar, uji coba pasar sehat di Kabupaten Pati bahkan pedagangnya ada yang ditata sampai di luar pasar, seperti halnya Kota Salatiga pada masa awal pandemi COVID-19.

"Pekan ini saya akan keliling untuk melihat dan mengontrol praktik di pasar-pasar seperti di Kendal ini. Kalau semua bisa mengontrol dan dikendalikan dari depan, masyarakatnya disiplin, maka akan bagus. Minimal pakai masker dan juga vaksinasi yang diberikan bisa membantu. Kalau banyak pasar melakukan seperti ini akan lebih bagus," ujarnya.


Pewarta :
Editor: Mugiyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024