Logo Header Antaranews Jateng

Bertatap muka dalam belajar jadi dambaan siswa saat pandemi

Rabu, 20 Oktober 2021 03:12 WIB
Image Print
Ilustrasi - Petugas medis menyiapkan vaksin yang akan disuntikan kepada pelajar dalam kegiatan vaksinasi lanjutan yang digelar BIN Daerah Jateng di SMA Negeri 2 Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat (15/10/2021). ANTARA/Sumarwoto
Purwokerto (ANTARA) - Pagi itu, SMP Muhammadiyah Boarding School Pondok Pesantren Modern Zam Zam Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, tampak ramai didatangi pelajar. Kedatangan mereka bukanlah untuk belajar, melainkan demi mendapatkan vaksinasi COVID-19.

Mereka tampak antusias mengikuti vaksinasi massal bagi pelajar yang digelar Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Jawa Tengah di sekolah itu. Tidak hanya di SMP Muhammadiyah BS Ponpes Zam Zam Cilongok, BIN Daerah Jateng juga menggelar kegiatan serupa di sejumlah sekolah yang ada di Kabupaten Banyumas seperti SMA Negeri 2 Purwokerto, SMA Negeri 4 Purwokerto, dan SMP Negeri 3 Kebasen.

Tujuan mereka hanyalah satu, ingin mendapatkan imunitas dari COVID-19 sehingga bisa kegiatan pembelajaran tatap muka dapat segera dilakukan.

Baca juga: Menko PMK: PTM bisa berjalan bersama dengan vaksinasi

Ya, kejenuhan setelah sekian lama mengikuti pembelajaran secara daring membuat mereka ingin kembali ke bangku sekolah untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka.

Selain jenuh, kadang kala mereka terkendala oleh jaringan internet yang tidak stabil, sehingga materi pembelajaran yang diterima kurang maksimal.

Kini, secercah harapan untuk bisa mengikuti pembelajaran tatap muka sudah ada di hadapan mereka seiring dengan berjalannya vaksinasi COVID-19 bagi pelajar di Kabupaten Banyumas.

Ditambah lagi dengan status Kabupaten Banyumas yang sejak tanggal 19 Oktober 2021 menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2, sehingga sekolah berkesempatan untuk menyelenggarakan pembelajaran tatap muka terbatas dengan kapasitas maksimal 50 persen.

Memang, pembelajaran tatap muka terbatas dengan kapasitas maksimal 50 persen sudah mulai dilakukan saat Banyumas masih melaksanakan PPKM level 3. Namun paling tidak dengan status PPKM level 2 seperti saat sekarang, pembelajaran tatap muka terbatas akan jauh lebih aman karena cakupan vaksinasi bagi pelajar sudah lebih luas dan akan terus meningkat.

Presiden Jokowi

Saat dialog secara virtual yang diikuti pelajar/santri SMP Muhammadiyah Boarding School Pondok Pesantren Zam Zam Cilongok, Kabupaten Banyumas, Selasa (19/10) sore, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mempersilakan sekolah yang siswanya telah mendapatkan vaksin minimal suntikan dosis pertama untuk menyelenggarakan pembelajaran tatap muka dengan syarat daerahnya masuk PPKM level 1, 2, atau 3.

Presiden saat melakukan dialog secara virtual dari SMP Negeri 1 Tarakan, Kalimantan Utara juga  mengharapkan dengan vaksinasi tersebut, pelajar mendapatkan perlindungan maksimum, sehingga nantinya bisa beraktivitas lagi dan melakukan pembelajaran tatap muka dengan aman.

Para siswapun dengan seksama memperhatikan imbauan Presiden agar pelajar dan santri tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan meskipun telah divaksin seperti memakai masker. rajin mencuci tangan, menjaga jarak dan mencegah kerumunan.

Kendati tidak berkesempatan disapa dan berdialog dengan Presiden, pelajar/santri SMP Muhammadiyah BS Ponpes Zam Zam tetap bersemangat karena mereka mendapatkan nasihat dan dukungan dalam menjalankan aktivitas maupun pembelajaran tatap muka di tengah pandemi COVID-19.

Salah seorang siswa kelas 8 SMP Muhammadiyah BS Ponpes Zam Zam Cilongok, Tazkia mengaku jika berkesempatan untuk dialog, dia ingin menyampaikan terima kasih kepada Presiden Jokowi dan Kepala BIN Budi Gunawan atas terselenggaranya vaksinasi khususnya bagi pelajar di sekolah itu.

Ia paham, vaksinasi membuat pelajar dan guru mendapat imun dari serangan virus COVID-19 dan akhirnya bisa segera belajar tatap muka.  "Ini yang sudah lama ditunggu, kami makin bersemangat untuk ke sekolah," katanya.

Ia mengakui pandemi sangat berbekas dan menimbulkan kesedihan tersendiri baginya karena seorang anggota keluarganya harus meninggal dunia karena COVID-19, sementara keluarga tidak diperkenankan untuk mengantar hingga peristirahatannya yang terakhir.

Pelajar lainnya, Muhammad Nofran Yuanda mengharapkan dengan adanya program vaksinasi, kegiatan pembelajaran tatap muka dapat segera dilaksanakan kembali.


Lebih Yakin

Ia juga mengaku setelah mendapat vaksin, merasa lebih terlindungi dari paparan COVID-19 dan lebih yakin untuk berinteraksi di sekolah walaupun tetap menerapkan protokol kesehatan.

Selama ini pembelajaran secara daring, menurut Nofran, menyulitkan siswa untuk memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga begitu ada kesempatan belajar tatap muka, seperti ada peluang untuk bertanya lebih banyak berbagai materi yang belum begitu dipahami.

Vaksinasi massal bagi pelajar dan santri yang digelar BIN Daerah Jateng di SMP Muhammadiyah BS Ponpes Zam Zam Cilongok itu merupakan vaksin dosis kesatu. Kegiatan tersebut bukanlah yang pertama digelar BIN Daerah Jateng di Banyumas karena sebelumnya, telah dilakukan vaksinasi dosis kesatu bagi pelajar dan santri pada tanggal 15 September 2021 yang dilanjutkan dosis kedua pada tanggal 15 Oktober 2021.

Semua itu dilakukan oleh BIN Daerah Jateng untuk mendukung program percepatan vaksinasi dalam rangka mewujudkan kekebalan komunal khususnya bagi pelajar menjelang pembelajaran tatap muka.

Kepala BIN Daerah Jateng Brigjen TNI Sondi Siswanto kembali mengimbau agar pelajar, santri, dan masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan utamanya memakai masker dan rajin mencuci tangan ketika beraktivitas.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas Irawati menyampaikan terima kasih atas dukungan BIN Daerah Jateng dalam penyelenggaraan vaksinasi bagi pelajar di Banyumas.

Hampir Tuntas

Ia mengungkapkan, hampir seluruh pelajar SMP negeri di Banyumas sudah tervaksin sedangkan SMP swasta tinggal beberapa sekolah yang belum.

Menurut dia, vaksinasi tersebut perlu dilakukan agar pembelajaran tatap muka bisa berjalan dengan baik dan lancar. Bahkan, di Kabupaten Banyumas saat sekarang sudah dilakukan pembelajaran tatap muka secara bertahap dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat serta jumlah peserta dibatasi maksimal 50 persen per ruang kelas.

Hingga saat ini, dari 811 sekolah dasar dan 160 sekolah menengah pertama yang bernaung di bawah Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, sekitar 50 persennya telah menggelar pembelajaran tatap muka terbatas.

Bahkan, ia berharap saat PPKM di Banyumas sudah turun ke level 2 dan semua siswa SMP sudah tervaksin dan mendapat izin Satgas COVID-19 Kabupaten Banyumas, lebih baik dibuka secara normal.

Yang penting, menurut Irawati, setiap sekolah mendapat asesmen dari Satgas COVID-19 dan ada pengecekan atau tes antigen secara acak untuk mengetahui apakah ada pelajar atau guru yang terkena COVID-19 sehingga bisa dilakukan pencegahan penularan lebih dini.

Ia yakin pada akhirnya manusia akan terus hidup berdampingan dengan COVID-19 sehingga program vaksinasi dan protokol kesehatan menjadi aturan wajib.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, cakupan vaksinasi secara kumulatif di wilayah itu per tanggal 18 Oktober 2021 tercatat telah mencapai 57 persen atau 797.062 orang dari target 1.398.427 sasaran.

Khusus cakupan vaksinasi untuk usia 12-17 tahun (pelajar) tercatat sebanyak 62,6 persen atau 102.030 orang dari target 162.999 sasaran sehingga masih ada 60.960 orang yang belum tervaksin.

Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Banyumas terus melakukan percepatan vaksinasi agar bisa turun ke level 1 meskipun cakupan vaksinasi bagi lansia telah mencapai 65,1 persen atau 126.274 orang dari target 194.112 sasaran.

Sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 53 Tahun 2021, penurunan level kabupaten/kota dari level 2 menjadi level 1 dengan capaian total vaksinasi dosis pertama minimal sebesar 70 persen dan capaian vaksinasi dosis pertama untuk lanjut usia di atas 60 tahun minimal sebesar 60 persen.

Pada akhirnya manusia harus mampu hidup berdampingan dengan virus COVID-19 dan varian-varian lainnya. Semua sektor termasuk pendidikan juga harus mampu membuat sistem perlindungan bagi tenaga kependidikan dan pelajarnya, sehingga vaksinasi dan testing secara berkala mau tak mau harus diikuti agar tercipta perlindungan yang paripurna.

Baca juga: Muncul klaster, Legislator Jateng minta PTM dihentikan dan dievaluasi
Baca juga: PTM semua sekolah di Kabupaten Jepara dihentikan
Baca juga: Bupati Husein ingatkan pelaksanaan PTM harus sesuai prokes


Pewarta :
Editor: Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024