Logo Header Antaranews Jateng

Riset ITB: Semarang kota paling peduli perubahan iklim

Selasa, 1 Februari 2022 20:09 WIB
Image Print
Wisatawan menikmati suasana sore hari di kawasan wisata Cagar Budaya Kota Lama, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (1/7/2021). Pemerintah berencana menerapkan PPKM Darurat pada 3 - 20 Juli mendatang di 48 Kabupaten/Kota berstatus pandemi level 4 dan 74 Kabupaten/Kota berstatus pandemi level 3 di Pulau Jawa dan Bali, dengan sejumlah aturan pengetatan aktivitas masyarakat di tempat publik guna menurunkan penambahan kasus aktif COVID-19. ANTARA FOTO/Aji Styawan/pras.
Bandung (ANTARA) - Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas Institut Teknologi Bandung (ITB) merilis hasil riset tentang Rating Transformasi Digital dan Kota Cerdas Indonesia 2021.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut terdapat lima kota besar yang meraih peringkat tertinggi secara berurutan dalam Kategori Kota dengan Kepedulian terhadap Perubahan Iklim.

Ketua Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas ITB Prof Suhono Harso Supangkat dalam keterangan tertulisnya di Bandung, Selasa, memaparkan kelima kota tersebut adalah Semarang, Surabaya, Kota Bogor, Kota Bandung, dan Kota Tangerang.

Pada riset ini, kata Prof Suhono, yang disebut kota cerdas adalah kota yang dapat mengelola berbagai sumber daya secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan berbagai tantangan kota menggunakan solusi cerdas guna menyediakan infrastruktur dan memberikan layanan-layanan kota yang dapat meningkatkan kualitas hidup warganya.

"Penilaian pada kategori ini dilakukan secara khusus untuk mengetahui dukungan kota dalam menghadapi permasalahan perubahan iklim yang berdampak pada panasnya permukaan bumi yang berasal dari peningkatan kadar CO2," kata dia.

Adapun indikator yang menjadi tolok ukur dukungan terhadap perubahan, di antaranya adalah penggunaan energi terbarukan, meminimalisaasi kendaraan, dan pengelolaan lingkungan.

Lebih detail indikator membahas terkait, substitusi energi, implementasi kendaraan hemat energi, penggunaan kendaraan umum, penambahan ruang terbuka hijau.

Dia mengatakan seiring peningkatan arus urbanisasi, permasalahan di area perkotaan ikut tumbuh.

Ia menuturkankepadatan penduduk di area perkotaan dengan kondisi gas carbon yang tidak terkontrol dapat mengancam perubahan iklim dunia.

Menurut Koalisi Transisi Perkotaan, kota bertanggung jawab atas 75 persen dari total emisi karbon dunia.

Dalam hal ini, beberapa kota di Indonesia telah menyadari pentingnya berfokus untuk mengurangi dampak dari perubahan iklim dunia.
 

Pewarta :
Editor: Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2024