Logo Header Antaranews Jateng

PBB minta China izinkan utusan ke Xinjiang

Minggu, 6 Februari 2022 12:47 WIB
Image Print
Sejumlah mahasiswa Xinjiang Islamic Institute (XII) Urumqi, Daerah Otonomi Xinjiang, China, menirukan bacaan ayat Al Quran dari pengajar di kelas Al Quran dan Al Hadis, Kamis (22/4/2021). Kampus XII tersebar di delapan kota di Xinjiang, sedangkan di Urumqi sendiri terdapat 889 mahasiswa jenjang sarjana dan pascasarjana dari kalangan etnis minoritas Muslim Uighur. ANTARA FOTO/M. Irfan Ilmie/foc.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres meminta pemerintah China mengizinkan kunjungan Komisioner Tinggi HAM PBB Michelle Bachelet untuk melakukan "kunjungan yang kredibel" ke negara itu, termasuk ke Xinjiang.

Permintaan itu dia sampaikan ketika bertemu Presiden China Xi Jinping dan Menlu Wang Yi di sela-sela Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022.

"Sekretaris Jenderal menyatakan harapannya bahwa kontak antara kantor Komisaris Tinggi HAM dan pihak berwenang China akan memungkinkan kunjungan yang kredibel Komisaris Tinggi ke China, termasuk Xinjiang," demikian pernyataan PBB tentang pertemuan Guterres dengan para pemimpin China, Sabtu.

Bachelet telah lama menunggu izin berkunjung ke Xinjiang untuk menyelidiki tuduhan pelanggaran HAM terhadap etnis Uighur.

Masalah tersebut telah memperburuk hubungan antara Beijing dan negara-negara Barat, juga memicu pemerintah AS mengeluarkan tuduhan soal genosida.

Terkait isu itu pula, AS dan sejumlah negara melakukan boikot diplomatik terhadap penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin. 

Kantor Bachelet di Jenewa mengatakan pada Januari bahwa pembicaraan sedang berlangsung untuk membahas kemungkinan perjalanan ke daerah di barat laut China itu, pada paruh pertama tahun ini.

Kelompok-kelompok pembela hak asasi manusia menuduh China melakukan pelanggaran HAM berskala luas terhadap warga Uighur dan kelompok minoritas lainnya.

Pelanggaran yang dimaksud termasuk penyiksaan, kerja paksa, dan penahanan satu juta orang di kamp-kamp pengasingan.

Namun, China menyangkal tuduhan pelanggaran tersebut dengan menyebut kamp-kamp tersebut merupakan fasilitas pendidikan dan pelatihan untuk memerangi ekstremisme agama.

Selain isu Xinjiang, Guterres selama pertemuannya dengan Xi dan Wang juga membahas tentang Afghanistan dan perubahan iklim.

"Sekretaris Jenderal mengakui upaya penting yang dilakukan China untuk mengatasi perubahan iklim tetapi mengulangi seruan untuk upaya tambahan untuk mempercepat transisi ke ekonomi hijau untuk menjembatani kesenjangan emisi," kata PBB.

Guterres melakukan perjalanan ke Beijing untuk menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin pada Jumat (5/2).

Upacara ditutup dengan pertunjukan api Olimpiade yang dinyalakan oleh dua pemuda China peserta Olimpiade, salah satunya adalah anggota minoritas Uighur.


Sumber: Reuters

Pewarta :
Editor: Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2024