Logo Header Antaranews Jateng

Perilaku seks sehat, Solusi terbaik terhindar HIV/AIDS

Selasa, 14 Juni 2022 13:25 WIB
Image Print
Perilaku seks bebas dengan berganti-ganti pasangan adalah risiko paling rentan penularan HIV/AIDS. ANTARA/HO-Dinas Kominfo Klaten
Semarang (ANTARA) - Penemuan kasus demi kasus orang dalam HIV/AIDS (ODHA) di Kabupaten Klaten membutuhkan perhatian banyak pihak, karena berdasarkan laporan Sistim Informasi HIV /AIDS (SIHA) 2021, korban yang terkonfirmasi HIV/AIDS tercatat 1.171  orang. 

Perilaku hidup seks sehat dipercaya menjadi solusi terbaik agar penyakit degeneratif ini tidak terus makan korban.

Perilaku seks bebas dengan berganti-ganti pasangan adalah risiko paling rentan penularan. Penyalahgunaan narkoba khususnya penggunaan jarum suntik juga sangat berisiko dan tidak kalah berbahaya adalah perilaku seks menyimpang seperti lesbian dan homoseksual.

Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Klaten Ronny Roekmito menilai temuan kasus HIV/AIDS merupakan fenomena gunung es. 

"Kalau melihat kasus demi kasus di lapangan oleh teman-teman relawan, realitanya sudah sangat memprihatinkan. Saya kira penanganan penyakit ini butuh kerja bareng, tidak saja pemerintah," kata Ronny.

Baca juga: Psikolog tak izinkan konten dewasa untuk anak karena adiktif

Apalagi, katanya, banyak kasus temuan korban sudah melibatkan anak-anak dan perilaku hidup seks sehat adalah cara terbaik mengatasi HIV/AIDS.

Pria lulusan Fakultas Kedokteran UGM tahun 1982 sekaligus mantan pejabat Klaten itu mengungkapkan jika banyaknya korban yang terjangkit HIV/AIDS, kebanyakan didorong faktor ekonomi. 

Oleh karena itu, ruang untuk bangkit dan mandiri bagi korban HIV/AIDS perlu diperhatikan pemerintah.

"KPA Klaten akan kordinasi dengan perangkat daerah yang berwenang. Semoga sejumlah workshop atau pelatihan bagi korban HIV/AIDS ini bisa dilakukan pemerintah. Akan lebih bagus juga ada bantuan modal. Itu pasti akan sangat membantu saudara kita (korban HIV/AIDS),” kata  Ronny.

Wakil Ketua Majelis Ulama Islam (MUI) Klaten KH Purnomo Murtadlo saat dihubungi (Senin, 13/6/2022) terkait kasus HIV/AIDS di Klaten membenarkan agar masyarakat menjadikan agama sebagai benteng keluarga. 

"Perilaku seks bebas dan sebagainya itu adalah perbuatan fasak (melanggar agama), terutama zina.  Bahkan untuk mendekati (zina) saja dilarang, apalagi melakukannya," katanya.

Baca juga: ASN Klaten diiharapkan jadi pelopor kesadaran berzakat

Maka, kata Murtadlo, adanya syariat nikah adalah untuk menjaga keberlangsungan manusia. Perbuatan seks bebas dan menyimpang itu sangat membahayakan proses regenerasi dan merusak pranata sosial, yakni keluarga.

Tokoh agama yang tinggal di Ceper, Klaten itu mengingatkan agar pemerintah memberikan perhatian terhadap lembaga-lembaga pendidikan dan pondok pesantren.  

Karena menurutnya, lembaga tersebut konsen dalam membangun akhlak bangsa, karena kalau mau memperkuat negara, maka harus dimulai dengan membangun keluarga. 

"Agama harus dijadikan benteng keluarga, Termasuk memperkuat basis lembaga pendidikan dan pondok pesantren. Pembangunan akhlak ke depan harus menjadi prioritas negara," katanya.

Berdasarkan laporan SIHA 2021, korban terjangkit HIV/AIDS di Klaten sangat memprihatinkan, dimana dalam 12 tahun terakhir, temuan kasus HIV/AIDS selalu menembus angka di atas 100 kasus. 

Kasus tertinggi ditemukan di 2017 dengan 138 orang dan sedikit menurun di 2021 dengan 103 orang kasus. Padahal sejak dilakukan pendataan di 2007, di Klaten hanya ditemukan 6 kasus permulaan.

Baca juga: Girpasang Klaten siap terima kunjangan wisatawan nasional

Pewarta :
Editor: Nur Istibsaroh
COPYRIGHT © ANTARA 2024