Menggali potensi melalui Program Sejati
Selasa, 22 November 2022 12:48 WIB
Langkah awal yang dilakukan Lia Maylani begitu mendapatkan amanat sebagai kepala sekolah yakni mengamati lingkungan sekolah baik dari siswa, guru, staf, orang tua maupun keadaan fisik sekolah, serta menganalisa kebutuhan yang paling urgent yang harus segera mendapatkan penanganan terlebih dahulu untuk diutamakan.
Ia menyadari sebagai kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat dalam memotivasi guru maupun staf di sekolah. Motivasi sangat bermanfaat pada kinerja tenaga pendidikan di sekolah, karena akan berimbas pada pelayanan kepada para siswa dan orang tua.
Ibu dua anak yang juga lulusan Magister Pendidikan ini pun membuat slogan sekolah yang dijadikan branding SD Jatisari Kota Semarang yaitu Sejati atau Senyum Jatisari. Program Senyum Jatisari tersebut mempunyai makna saat menjalani program dapat mengingat senyum artinya bahagia.
Slogan tersebut pun diaplikasikan dalam keseharian di sekolah yang seluruh warga sekolah membudayakan senyum.
Senyum Jatisari Berkarakter (Sejati Berkarakter)
Berangkat dari Slogan Sejati, lahirlah Senyum Jatisari Berkarakter yang disepakati bersama seluruh tenaga kependidikan yang ada di sekolah. Kesepakatan tersebut, mulai dari kegiatan yang akan dibuat, penanggungjawab, dan waktu.
Penanggungjawab adalah guru yang mempunyai kemahiran dalam membuat keterampilan yang akan diterapkan pada murid dalam waktu satu hari pembelajaran.
“Kegiatan tersebut disesuaikan dengan indikator karakter Pancasila. Setiap guru membuat tim dan menggali kemampuan yang akan diajarkan pada siswa kelas satu sampai enam di lapangan saat acara pembiasaan satu bulan sekali. Persiapan alat dan bahan sudah dipikirkan jauh-jauh hari dan aman untuk murid,” kata Lia.
Dari kegiatan itu seluruh murid kelas satu sampai enam mendapat sebuah keterampilan yang sama dari sumber yang sama, sehingga anak-anak dapat menambah wawasan dan meniru kegiatan tersebut di rumah.
Baca juga: Berkarya dan berinovasi tiada henti
Senyum Jatisari Berbagi (Sejati Berbagi)
Kegiatan pemetaan guru ini dilakukan dengan cara program peerteaching yang dilakukan setiap minggu. Setiap guru mempunyai jadwal tersendiri dan model/alat pembelajaran yang dikuasai.
Kegiatan tersebut dimaksudkan agar apa yang menjadi kemahiran guru dapat dibagikan pada yang lain.
Kemahiran yang dimiliki masing-masing guru dapat menjadi ilmu baru bagi guru yang lain saat kegiatan peerteaching.
Setiap guru mempunyai kewajiban membagikan inovasi pembelajaran dan guru lain mendapatkan hak berbagai inovasi dari seluruh guru yang berbagi, sehingga semua guru secara tidak langsung mendapatkan wawasan pengetahuan cara berinovasi dalam pembelajaran.
Lia mengakui mengaktifkan orang tua murid sangatlah penting, sehingga dirinya sebagai kepala sekolah melakukan pendekatan baik pribadi maupun sosial pada orang tua murid melalui komite dan paguyuban.
Tujuan Jatisari Inspirasi adalah untuk mengenalkan murid pada berbagai profesi secara nyata dan dari seluruh kegiatan yang dilakukan, sudah ada beberapa yang terlaksana dengan baik karena tingginya antusias murid, guru, dan orang tua.
Melalui kegiatan tersebut, murid dapat menanamkan karakter mandiri, rasa ingin tahu, kreatif, dan dapat membuat bahagia.
Keberhasilan yang dirasakan oleh guru dengan terlampauinya beberapa kegiatan yang sudah berjalan, membuat rasa puas dan selalu ingin belajar dari berbagai pengalaman teman yang diberikan.
Melalui berbagai kegiatan itu juga dapat menerapkan rasa positif guru terhadap teman lain dan menjalin keeratan antarteman.
“Saat ini orang tua sudah mempunyai paguyuban aktif dengan program kelasnya masing-masing. Keaktifan peran serta orang tua murid pada program Jatisari Inspirasi sangat terasa. Bahkan ada kegiatan pada setiap hari benar nasional akan dilakukan seperti gelar karya dan market day. Kegiatan ini sudah terprogram dengan baik,” kata Lia.
Melalui Program Sejati yang digagas Lia, SDN Jatisari Kota Semarang saat ini terus menunjukkan progresnya layaknya dari ulat yang akan menjadi kupu-kupu di antaranya ditandai dengan mulai aktifnya dan adanya kebersamaan di antara seluruh stakeholder.
“Kami yakin ke depannya akan lebih baik dengan program yang semakin baik lagi,” tutup Lia Maylani.
Baca juga: Bullying sebagai bom di sekolahan
*Lia Maylani H
Kepala Sekolah di SDN Jatisari, Kota Semarang
Fasilitator Program PINTAR Tanoto Foundation
Editor:
Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2024