Logo Header Antaranews Jateng

Kemenag Batang gandeng budayawan rawat moderasi beragama

Sabtu, 20 Mei 2023 18:00 WIB
Image Print
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Batang, Jateng, Akhmad Farkhan. (FOTO ANTARA/Kutnadi)
Batang, Jateng (ANTARA) - Kementerian Agama Kabupaten Batang, Jawa Tengah, siap menggandeng para pelaku budayawan untuk merawat moderasi beragama dengan menentukan pola kesenian yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan pada masyarakat.

Kepala Kantor Kemenag Batang Akhmad Farkhan di Batang, Sabtu, mengatakan bahwa masyarakat di daerah ini cenderung santri dan nasionalis sehingga perlu formula yang tepat untuk menentukan jenis kesenian.

"Masyarakat biar lebih mengenal dan memahami moderasi dan toleransi beragama itu dengan cara yang unik. Oleh karena itu, kami perlu mengobrol dengan budayawan dan seluruh komponen yang tepat untuk menentukan jenis kesenian apa," katanya.

Menurut dia, saat menjabat Kemenag Tegal, dirinya pernah melakukan moderasi beragama yang disesuaikan dengan karakter masyarakat setempat.

"Saat di sana (Tegal) saya menggunakan seni musik tarling karena menyesuaikan karakter masyarakat. Akan tetapi di Kabupaten Batang apakah harus memanfaatkan seni musik tradisional khas daerah ini, kami belum tahu," katanya.

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Batang Subkhi mengatakan dengan melalui seni dan budaya maka sebuah pesan akan lebih mudah diterima oleh masyarakat.

"Suasana yang nyaman dengan menyelami kearifan lokal daerah setempat dimungkinkan warga akan menerima sepenuhnya," katanya.

Subkhi yang juga menjabat anggota Dewan Kesenian Daerah Kabupaten Batang ini mengatakan masyarakat lebih menyukai kesenian tradisional seperti babalu, kuntulan dengan ciri khas musik rampak dan narasi yang bisa disesuaikan degan kondisi di daerah setempat.

"Oleh karena itu, kami menilai menarik jika pesan moderasi beragama disampaikan dengan menggunakan perantara seni tari tradisional. Semua pihak akan mudah menerimanya karena hal ini sama dengan ikut melestarikan kebudayaan dan tradisi leluhur," katanya.

 

Pewarta :
Editor: Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2024