Logo Header Antaranews Jateng

Pemkot Semarang ajak pengurus masjid kembangkan pertanian perkotaan

Kamis, 26 Oktober 2023 09:38 WIB
Image Print
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu bersama pengurus Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang saat panen bawang merah di lahan MAJT Semarang, Rabu (25/10/2023). (ANTARA/Zuhdiar Laeis)
Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang mengajak pengurus masjid mengembangkan "urban farming" atau pertanian perkotaan di lahan-lahan sekitar masjid untuk meningkatkan perekonomian dan memperkuat ketahanan pangan.

"Kami akan selalu mendorong, memberikan 'support'. Apalagi, saat sekarang ketahanan pangan diperlukan," kata Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Rabu petang.

Hal tersebut disampaikannya saat panen bawang merah di lahan seluas 2.000 meter persegi milik Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang yang menjadi proyek percontohan dari Dinas Pertanian Kota Semarang.

Ita, sapaan akrab Hevearita menyebutkan hasil panen komoditas bawang merah di lahan milik MAJT luar biasa, sebab dihitung secara ekuivalen untuk lahan seluas satu hektare bisa menghasilkan sekitar 14 ton.

"Ini 'surprise' karena biasanya satu hektare itu untuk bawang merah menghasilkan 9-10 ton. Tetapi ini tadi dihitung ternyata bisa sampai 14,6 ton per hektare. Ternyata selisih banyak sekali," katanya.

Hasil panen tersebut, kata dia, tentunya bisa dimanfaatkan untuk menyejahterakan pengurus masjid dan masyarakat, serta bisa membantu menahan laju inflasi daerah di tengah naiknya harga komoditas.

"Ide ini awalnya saat saya diundang oleh Yayasan MAJT untuk panen melon. Kemudian, saya mengusulkan sebaiknya ada diversifikasi. Jadi, tidak hanya melon saja tapi ada tanaman lain yang juga sebagai pengendali inflasi," katanya.

Ita membayangkan jika seluruh masjid melakukan pertanian perkotaan di lahan-lahan yang dimiliki dengan menanam sayuran, seperti bawang merah, dan sebagainya sehingga mampu mengendalikan laju inflasi.

Ke depan, Pemkot Semarang melalui Dinas Pertanian akan memberikan bantuan untuk pengembangan pertanian perkotaan di masjid-masjid, dan membuka toko Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk memasarkannya.

Sementara itu, Dewan Pengawas Pengurus Pengelola MAJT KH Ahmad Darodji mengatakan bahwa kesuksesan budi daya bawang merah hingga panen itu menjadi motivasi untuk pengembangan pertanian perkotaan.

"Ini nanamnya 75 hari lalu. Ternyata satu hektare bisa menghasilkan 14 ton lebih. Ini jadi motivasi, bisa mengendalikan inflasi dan otomatis bisa membuat lebih sejahtera," katanya.

Dengan kesuksesan budi daya bawang merah tersebut, Darodji mengatakan bahwa pengurus MAJT akan ikut mengampanyekan pertanian perkotaan kepada pengurus masjid-masjid yang lain.

"Insya Allah, kami akan sebarkan kemana-mana. Kalau tanah digarap, ternyata bermanfaat. Hasilnya bisa dijual. Tidak hanya bawang merah, masih banyak. Ada melon, sapote, kates (pepaya). Jadi, diversifikasi," katanya.

Baca juga: Pengurus dan pemuka agama di Kudus dapat bantuan Rp3,5 miliar

Pewarta :
Editor: Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2024