Logo Header Antaranews Jateng

Seribu anggota Pramuka ikuti lomba mewarnai wayang di Banyumas

Rabu, 8 November 2023 21:19 WIB
Image Print
Penjabat Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro (kiri) bertanya kepada salah seorang peserta terkait nama tokoh pewayangan yang sedang diwarnai dalam lomba mewarnai wayang dalam rangka Hari Wayang dan HUT Ke-78 PGRI yang digelar di halaman Kantor Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas, Rabu (8/11/2023). ANTARA/Sumarwoto
Banyumas (ANTARA) - Seribu anggota Pramuka dari Siaga hingga Penegak di Kwartir Ranting (Kwaran) Tambak mengikuti lomba mewarnai wayang yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Kegiatan dalam rangka Hari Wayang yang diperingati setiap tanggal 8 November dan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-78 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) itu digelar di halaman Kantor Kecamatan Tambak, Rabu.

Saat melakukan kunjungan kerja di Kecamatan Tambak, Penjabat (Pj) Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro berkesempatan melihat secara langsung lomba mewarnai wayang yang diinisiasi Camat Tambak Ika Suprihatin.

"Keren, kegiatan yang diselenggarakan Bu Camat ini. Saya malah berpikir ini bisa diselenggarakan di tempat-tempat yang lain, bagaimana upaya kita untuk menguri-uri kebudayaan Jawa yang sekarang mulai ditinggalkan," kata Pj Bupati.

Menurut dia, saat sekarang banyak orang yang sudah tidak melirik budaya lokal seperti wayang.

Oleh karena itu, kata dia, lomba mewarnai wayang yang diikuti generasi muda terutama anak-anak tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas dapat menjadi media untuk kembali mencintai budaya lokal termasuk wayang.

"Cuma tadi saya tanya beberapa anak, tapi mereka tidak tahu siapa tokoh wayang ini. Tapi dari situlah kita mulai belajar, ke depan mungkin pengenalannya lebih diintensifkan lagi, sehingga dia tahu wayang yang diwarnai itu siapa," katanya.

Menurut dia, hal itu sebenarnya lucu karena anak-anak tidak mengenal tokoh wayang yang diwarnai, namun kegiatan tersebut merupakan langkah awal supaya ke depan anak-anak lebih mengenal budaya-budaya lokal.

Kendati demikian, dia mengaku kagum karena hampir setiap minggu di Banyumas ada pertunjukan wayang kulit dan selalu banyak yang menonton.

"Saya tidak menyangka, karena saya berasal dari Wonogiri, saya pikir budaya wayang itu cuma di wilayah Solo dan sekitarnya. Tapi ternyata di Banyumas ini banyak yang senang terhadap wayang dan penontonnya selalu penuh,: katanya menegaskan.

Terkait dengan hal itu, dia mengharapkan wayang tidak hanya disukai oleh generasi tua, tetapi anak-anak pun harus mulai dikenalkan terhadap budaya tersebut hingga tumbuh rasa cinta dan menyukai wayang.

Dalam hal ini, kata dia, perlu terobosan-terobosan untuk lebih mengenalkan wayang kepada generasi muda, salah satunya dengan pendekatan modern.

"Mungkin sentuhannya ke depan sedikit disentuh ke pendekatan-pendekatan modern seperti kontemporer. Dulu ada di Semarang itu wayang masuk mal dan itu pakeliran padat, waktu pertunjukannya dipersingkat," katanya.

Pj Bupati mengatakan pihaknya akan berembuk dengan dinas terkait untuk membahas kemungkinan adanya lomba atau kegiatan lainnya untuk mengenalkan wayang kepada generasi muda dapat digelar di tingkat kabupaten.

Sementara itu, Camat Tambak Ika Suprihatin mengatakan lomba mewarnai wayang untuk anak-anak tersebut sangat bermanfaat karena ditujukan untuk mengenalkan budaya.

"Dengan mengenal wayang dan kebudayaan, anak-anak diharapkan bisa menjadi penerus generasi muda yang melestarikan budaya asli Indonesia yang berupa wayang," katanya.

Pihaknya berharap anak-anak bisa belajar budi pekerti dan akhlak mulia dari tokoh-tokoh wayang, sehingga bisa membedakan antara yang baik dan buruk.

Pewarta :
Editor: Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2024